Bali Terima Pasokan Gula Pasir, Tekanan Harga Bahan Pokok Diprediksi Turun

Pasokan gula pasir ke dalam negeri diperkiraan akan segera tiba, termasuk ke Bali. Kondisi ini diperkirakan akan membuat tekanan harga bahan-bahan pokok akan menurun.

270

Denpasar (bisnisbali.com) – Pasokan gula pasir ke dalam negeri diperkiraan akan segera tiba, termasuk ke Bali. Kondisi ini diperkirakan akan membuat tekanan harga bahan-bahan pokok akan menurun.
“Penurunan tersebut akan menjadi lebih besar seiring dengan perkiraan rendahnya permintaan akibat penurunan kedatangan wisman ke Bali. Dengan demikian maka harga bahan-bahan pokok diperkirakan akan tetap rendah dan terkendali,” kata Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di Renon, Kamis (2/4).
Trisno mengatakan dari sisi inflasi di Bali masih melandai dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Maret 2020, Bali mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), melandai dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,44 persen (mtm). Komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi Maret 2020 adalah terutama canang sari (0,09%), emas perhiasan (0,05%), mangga (0,03%), telur ayam ras (0,03%) dan kue kering berminyak (0,02%). Perkembangan inflasi Bali bulan Maret ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,10% (mtm).
Melandainya tekanan inflasi terutama bersumber dari penurunan harga tanaman hortikultura dan angkutan udara. Penurunan harga tanaman hortikultura tercermin dari turunnya harga bawang putih dan cabai.
“Kondisi ini terjadi sebagai hasil dari telah tibanya kiriman bawang putih dari Tiongkok dan India. Sedangkan pasokan cabai terpantau masuk dari provinsi tetangga NTB dan dari Jawa Timur,” ujarnya.
Bank sentral pun menyebutkan harga angkutan udara kini juga turun, disebabkan oleh penurunan harga tiket sebagai hasil dari koordinasi antara pemerintah dan industri penerbangan dengan penurunan harga tiket sampai dengan 50 persen.
“Program ini diadakan dalam rangka menggalakkan pariwisata khususnya bagi wisatawan domestik untuk mengkompensasi turunnya arus wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Namun, sebelum program ini berjalan secara efektif, perkembangan dunia pariwisata dan penerbanganterkendala karena penyebaran Covid-19 ke Indonesia meluas.*dik