Denpasar (bisnisbali.com) –Merebaknya virus corona membuat permintaan masker tinggi. Ini tentunya memberi peluang bagi para penjahit untuk memproduksi masker kain yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini.
Salah seorang penjahit kebaya Ketut Sujianingsih saat ini banting stir membuat masker kain. Ditemui belum lama ini di kediamannya yang beralamat di Jalan Buana Kubu, Gang Asam XIV Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, ia mengatakan, pembuatan masker kain berawal dari tetangganya yang menanyakan untuk dibuatkan masker. Tetapi ia mengaku tidak berani membuatkan masker kain, karena ditakutkan tidak sesuai dengan standar kesehatan.
Demikian akibat sulitnya masker di pasaran, makin banyak yang menyarankannya untuk memproduksi masker. Dengan berbekal saran dari rekan yang bekerja di rumah sakit untuk membuat masker standar berlapis, akhirnya wanita yang akrab disapa Sujiani ini mencoba memproduksi. “Banyak sekali permintaan masker kain, karena masker sulit ditemukan di apotek,” ujarnya.
Pemilik Sujiani Kebaya menjelaskan, saat ini masker buatannya sudah banyak diminati masyarakat di sekitar rumah maupun datang dari Ubud untuk membeli masker buatan sendiri ini yang dijualnya dengan harga cukup terjangkau. “Produksinya dibagi tiga, masker kain lapis tiga dijual Rp 15.000 per pcs, masker kain lapis dua dijual Rp 10.000 per pcs, dan masker satu lapis dijual Rp 5.000 per pcs,” ungkapnya.
Kain yang digunakannya yaitu kain Katun Jepang dengan warna netral dan bermotif. Per hari dia mengaku bisa menjahit 70 pcs masker. Ditambahkan, masker kain dipasarkannya lewat media sosial, tetangga, dan teman-temannya. Sujianingsih berharap situasi wabah corona cepat berlalu dan perekonomian normal kembali. *wid