Denpasar (bisnisbali.com) –Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, di ruang kerjanya Dispar Provinsi Bali, Renon, Denpasar mengatakan, makin merebaknya corona virus disease 2019 (covid-19) di sejumlah negara membuat wisatawan memilih stay di Bali. Mereka merasa lebih aman dibandingkan kembali ke negara asalnya.
Namun untuk kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali, dikatakannya, hampir tidak ada. Ini disebabkan sulitnya penerbangan dan sejumlah negara telah melakukan kebijakan isolasi diri.
Lebih lanjut dikatakan, kunjungan wisatawan ke Bali akhir Maret masih ada, namun sangat kecil dan hampir nol. Hal ini sebagai dampak maskapai penerbangan mengurangi jam penerbangan dan bahkan ada negara yang menutup penerbangan. “Wisatawan yang datang kebanyakan karena faktor keluarga. Tetapi biarlah dulu kondisinya seperti ini, sampai penyebaran covid-19 ini berakhir baru kita ambil langkah pemulihan pariwisata,” tutur Astawa.
Untuk wisatawan yang datang ke Bali, syarat pertama harus mengantongi surat keterangan sehat dan dilakukan pemantauan ketat terhadap mereka. “Untuk tingkat hunian hotel berkisar 5-10 persen, sebagian besar warga negara Australia,” katanya.
Hal tersebut dikatakan karena kondisi dunia dan hampir semua negara mengalaminya. Saat ini dikatakan Pemprov Bali tengah fokus untuk memitigasi agar tidak terjadi penularan covid-19 lebih luas lagi. “Kami harapkan tidak sampai Mei, kondisi ini bisa teratasi. Semoga setelah Purnama Kedasa ini semua berakhir,” tukasnya.
Sementara hingga 15 Maret 2020 kunjungan wisatawan masih mencapai 160 ribu orang. Namun setelah itu jumlah wisatawan yang datang menurun drastis bahkan mendekati angka nol per harinya. *pur