Diprediksi Butuh Rp2.000 Triliun untuk Penyelamatan Krisis

Pandemi covid-19 atau virus corona yang terjadi saat ini jika tidak berakhir pada akhir April 2020, maka ada petonsi yang tidak bisa dibayangkan yaitu biaya krisis ekonominya akan jauh lebih besar, di samping potensi meningginya kepanikan publik.

284

Denpasar (bisnisbali.com) –Pandemi covid-19 atau virus corona yang terjadi saat ini jika tidak berakhir pada akhir April 2020, maka ada petonsi yang tidak bisa dibayangkan yaitu biaya krisis ekonominya akan jauh lebih besar, di samping potensi meningginya kepanikan publik.

“Diperkirakan dibutuhkan biaya minimal Rp2.000 triliun guna penyelamatan krisis ekonomi atau bisnis. Itu di luar biaya penanganan langsung virus covid-19 tersebut,” kata pemerhati ekonomi dan perbankan, Viraguna Bagoes Oka di Renon, Senin (30/3).

Ia yang sempat menjabat sebagai Kepala KPw BI Bali Nusra ini mengatakan oleh karenanya penuntasan mata rantai covid-19 harus segera dilakukan. Ia berharap semoga pemerintah pusat, pemprov, pemda, pemkot, dunia usaha dan masyarakat, bisa bersatu padu dengan solid sehingga virus covid-19 bisa segera berlalu pada minggu pertama atau Purnama Kedasa pada 7 April 2020.
Berbicara krisis seperti yang disampaikan perwakilan IMF, VBO biasa ia dikenal menyebutkan, pada saat ini kita sudah tidak bisa lagi bicara tentang krisis atau resesi ekonomi ( bisnis) dulu. Karena hal tersebut sudah pasti akan berkepanjangan dan dampaknya akan makin dalam jika “krisis kehidupan” berupa wabah virus covid-19 sebagai prioritas utama (top urgent) tidak kunjung usai.
“Oleh sebab itu, kita mau tidak mau harus terus menerus fokus dulu dengan prioritas utama mencegah atau memitigasi penyebaran virus tersebu dengan bersatu padu, bergotong royong intensif terpadu dengan pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten dan kota),” tegasnya.

Termasuk juga pelaku usaha disektor formil, informil serta masyarakat adat untuk mendukung penuh anjuran pemerintah dengan tanggap daruratnya (social/ phisical distancing, stay at home, hidup sehat dan menghindari kerumunan). Itu semua untuk mencegah berkembangnya covid-19 secara massive.
Menurutnya tanpa kedisiplinan dan komitmen intensif serta kesungguhan dari masyarakat semua maka wabah virus covid-19 akan sulit bisa dijinakkan untuk bisa cepat berlalu.
Makin panjang penuntasan virus covid-19 ini, maka makin dalam ancaman krisis ekonomi/bisnis dan makin besar ongkos atau biaya pemulihannya.

VBO menilai biaya penanggulangan krisis ekonomi jika krisis berakhir pada April akan berkaitan dengan stimulus, bantuan langsung tunai (BLT), safety net bagi UMKM, sektor imformal, pelaku usaha ditambah dengan kebutuhan bantuan likuiditas (KLBI) untuk lembaga keuangan bukan bank (LKBB) dan perbankan untuk jangka waktu satu tahun tanpa bunga.*dik