Tabanan (bisnisbali.com) – Pelemahan nilai tukar rupiah yang telah menembus 16.000 per dolar AS di tengah mewabahnya virus corona (covid-19), kini mulai jadi ancaman bagi sektor usaha peternakan. Sejumlah distributor pabrikan pakan mulai ancang-ancang melakukan penyesuaian harga seiring meningkatnya biaya impor bahan baku. Itu akan berpotensi pada peningkatan biaya produksi ditanggung para peternak.
Salah satu pelaku usaha ternak ayam petelur, Darma Susila, di Desa Buruan Tabanan, Minggu (29/3) mengungkapkan, produsen pakan atau pabrikan sudah menginformasikan ke kalangan peternak akan menaikkan harga per awal April mendatang seiring dengan kian melemahnya kurs rupiah. Pertimbangan menaikkan harga ini karena sejumlah bahan baku pakan masih harus diimpor.
“Informasinya, pabrikan akan menaikkan harga pakan jadi ini di kisaran Rp 200-Rp 300 per kg dari harga sebelumnya atau menjadi di kisaran Rp 6.400 per kg-Rp 6.500 per kg,” tuturnya.
Jika peternak memilih melakukan kombinasi pakan jelas Darma, kemungkinan hanya bisa menghemat mencapai Rp500 per kg. Hitung-hitungannya, jika populasi kandang per 1.000 ekor membutuhkan pakan 125 kg, dengan kombinasi pakan ini bisa menghemat di kisaran Rp2,5 juta per bulan. Itu bisa dilakukan dengan catatan, bila ketersediaan semisal jagung di daerah produksi masih berjalan normal di tengah pembatasan aktivitas sebagai dampak pencegahan virus corona. *man