Denpasar (bisnisbali.com) – Umat Hindu Bali akan segara memperingati Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1942, seluruh rangkaian yang dimulai dari Pemelastian, Tawur Agung Kesanga, Nyepi dan Ngembak Geni sarad akan makna. Hari Suci Nyepi yang diperingati setiap tahun sekali pada kali ini jatuh pada 25 Maret mendatang. Kendati ditengah keprihatinan dengan mewabahnya Virus Corona (Covid-19), yang melanda hampir semua negara seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi dapat dilaksanakan dengan khidmat tanpa mengurangi makna, walaupun jumlah massa yang dibatasi.
Upacara Pemelastian atau Melasti dilaksanakan sebagai wujud penyucian bhuana alit dan bhuana agung sebagai wujud sradha dan bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Kendati tahun ini disepakati untuk pelaksanaan Melasti Ngubeng, makna yang terkandung didalamnya pun masih kental dan tidak mengubah esensi makna pemelastian. Dilanjutkan dengan pelaksanaan Tawur Agung Kesanga bertepatan dengan Tilem Sasih Kesanga yang serentak dilaksanakan di Catus Pata Desa, Catus Pata Kabupaten/Kota. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menetralisir aura negatif yang berada pada palemahan serta nyomya bhuta kala.
Pada Malam Pangerupukan identik dengan Ngarak Ogoh-ogoh, namun berkenaan dengan kewaspadaan dan mitigasi penyebaran Covid-19 maka khusus Kota Denpasar dilaksanakan penundaan. Sedangkan keesokan harinya merupakan pelaksanaan Hari Suci Nyepi (sipeng) mengawali Tahun caka 1942 dilaksanakan Catur Brata Penyepian yakni, Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan yang semuanya bermakna sebagai ajang penyucian diri dengan mulatsarira. Pelaksanaan Catur Berata Penyepian ini diakhiri dengan Ngembak Geni yang bermakna penyucian lingkungan sosial melalui Dharma Shanti.
Beranjak dari makna Hari Suci Nyepi, Walikota Denpasar IB. Dharmawijaya Mantra bersama Wakil Walikota Denpasar IGN. Jaya Negara, Minggu (22/3) mengajak segenap umat Hindu dan masyarakat Kota Denpasar untuk melaksanakan seluruh rangkaian Hari Suci Nyepi sebagai suatu Yadnya Suci meningkatkan sradha bhakti dalam melaksanakan Dharma Agama dan Dharma Negara.
Dalam pelaksanaan rangkaian Hari Suci Nyepi ini Walikota Rai Mantra menghimbau segenap komponen masyarakat untuk memanfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk saling menghormati, mengembangkan rasa toleransi berdasarkan konsep Catur Paramitha dan Tri Hita Karana hidup berdampingan menghormati keragaman budaya. Selain itu Rai Mantra mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memaknai Nyepi sebagai kontrol diri, mengingat sedang menghadapi bahaya Virus Corona (Covid-19), mari kita tanggulangi dengan meningkatkan kesadaran diri kita.
Sementara Wawali Jaya Negara turut berpesan agar kita bersama-sama untuk meningkatkan kewaspadaan dan mawas diri sebagai ajang mulatsarira. Sehingga seluruh umat manusia dapat terbebas dari mara bahaya serta mampu meningkatkan kesejahteraan hidup.
“Selamat melaksanakan rangkaian upacara Hari Suci Nyepi serta selamat Tahun Baru Caka 1942 kepada segenap umat Hindu dan masyarakat yang melaksanakannya. Semoga kita selalu dapat melakukan sradha bakti sesuai dengan swadarma kita masing-masing untuk mewujudkan Denpasar kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan,” ujar Rai Mantra dan Jaya Negara. *wid/adv