Tabanan (bisnisbali.com) –Di tengah belum pulihnya permintaan impor dari Tiongkok pascamewabahnya virus corona, kini hasil tangkapan lobster nelayan Yeh Gangga Tabanan menyasar Taiwan dan Hongkong. Dua negara tersebut menjadi alternatif pasar ekspor meski harga jual lobster di Taiwan maupun Hongkong ini tak sebagus di Tiongkok.
Pengelola Tulus Lobster yang merupakan pengepul lobster di Yeh Gangga, Dewa Gede Ada Artana, belum lama ini mengungkapkan, saat ini permintaan dari Tiongkok belum ada. Walau begitu, eksportir tetap melakukan pembelian dan mengalihkan penjualan lobster ke Taiwan dan Hongkong.
“Meski sudah kembali bisa ekspor, untuk pasar Taiwan dan Hongkong ini harga jual lobster nelayan Yeh Gangga dinilai lebih murah dari sebelumnya,” tuturnya.
Jelas Dewa Gede Ada, harga jual lobster di pasar ekspor yang murah ini kemudian juga berdampak pada harga beli ke tingkat nelayan. Saat ini harga beli di tingkat nelayan Rp 130 ribu per kg, turun dari harga Rp 250 ribu-Rp 300 ribuan per kg.
Sambungnya, dari segi volume, saat ini serapan ekspor lobster ke Taiwan dan Hongkong tidak banyak. Itu seiring juga dengan kondisi tidak musimnya lobster saat ini. Diakuinya, rata-rata sekali kirim bisa mencapai 50 kg dan waktu pengiriman pun tidak tentu.
Sementara itu, tambahnya, meski serapan di dua negara ini belum maksimal dan harganya murah, Taiwan dan Hongkong merupakan tumpuan pasar ekspor yang menjanjikan. Prediksinya, hal sama juga dirasakan oleh negara produsen lobster lainnya di dunia, mengingat Hongkong juga merupakan barometer setelah Tiongkok. *man