Denpasar (bisnisbali.com) –Belakangan merebak informasi di media sosial seolah Pemerintah Provinsi Bali sudah memutuskan menutup semua penerbangan domestik dan internasional dari dan ke Bali terkait virus corona. Penutupan Bandara akan dilakukan pada hari Raya Nyepi Rabu (25/3) mulai pukul 01.00 Wita dan berakhir pukul 06.00 Wita keesokan harinya Kamis (26/3).
Menyikapi hal ini, Sekretaris Daerah Provinsi, Bali Dewa Made Indra pada mengatakan informasi yang menyebar dari pesan singkat di wa grup dan viral di media sosial. Masyarakat menjadi bertanya-tanya kebenaran informasi dari Pemprov Bali dan telah viral. Dengan tegas Dewa Made Indra memastikan bahwa berita itu hoax.
“Tidak ada itu, Pemprov Bali belum memutuskan seperti itu, baru kemarin Satgas Penanggulangan Covid-19 rapat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil terkait penanganan dan pencegahan virus corona ini,” ucap Dewa Indra.
Dewa Indra tidak menampik pada 25 Maret 2020 akan ada penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai dan semua aktivitas masyarakat Bali. “Itu kan dalam kaitannya dengan Hari Nyepi, seharian masyarakat Bali tidak melaksanakan aktivitas, penerbangan tutup, toko tutup, masyarakat pun tidak bepergian dan bekerja. Siaran TV, radio sampai internet pun tidak aktif,” tegasnya.
Sehari sebelumnya, Jumat (13/3) Dewa Indra selaku Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali telah melaksanakan rapat koordinasi terkait upaya penanggulangan penyakit yang telah ditetapkan sebagai pandemi global oleh organisasi kesehatan dunia (WHO). Rakor melibatkan unsur kesehatan, pariwisata, keamanan dan pendidikan.
Menurut Dewa Indra, secara garis besar ada lima hal yang mendesak yang harus segera dilakukan oleh Satgas Covid-19 Pemprov Bali.
Pertama, peningkatan kapasitas penanganan penyakit, khususnya di fasilitas kesehatan, dalam hal ini rumah sakit. Pastikan fasilitas kesehatan mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengantisipasi peningkatan eskalasi penyebaran Covid-19.
Dewa Indra meminta kersediaan faskes dengan dukungan tim medis yang memadai akan membangun kepercayaan masyarakat. Sampai hari ini, kapasitas faskes dan dukungan tenaga medis masih cukup dan memadai.
Kedua, memastikan ketersediaan sarana yang berkaitan dengan pencegahan dan penularan Covid-19 seperti masker, hand sanitizer dan disinfektan. “Barang ini harus dipastikan tersedia, sebab kalau kosong akan memicu kepanikan,” tegas Dewa Indra.
Ketiga, menurut Dewa Indra, peningkatan kapasitas deteksi dini dan pencegahan di pintu masuk seperti bandara dan pelabuhan. Karena virus ini datang dari luar. Kalau pintu masuk aman, risiko bisa dieliminir.
Keempat, tingkatkan upaya pengendalian penyebaran virus dengan melakukan pembatasan kegiatan yang melibatkan orang banyak. Kelima, menggencarkan kampanye dan edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Gubernur, Bupati/Wali kota membuat video durasi pendek yang bisa memberi informasi terkait Covid-19 dan cara pencegahannya. Sebab penyakit ini bisa dikendalikan melalui PHBS.
Menurut Dewa Indra, lima hal itu nantinya akan dijabarkan dalam rencana operasional yang lebih teknis untuk memulihkan psikologis masyarakat dalam menghadapi situasi yang berkaitan dengan Covid-19.
Sementara itu, Wakapolda Bali Brigjen (Pol) I Wayan Sunartha pada kesempatan Rakor itu menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 di Provinsi Bali. Polda Bali telah memerintahkan anggotanya untuk menindak tegas oknum yang menimbun alat kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan lainnya. *adv