Rabu, Oktober 30, 2024
BerandaBaliKrisis Dampak Covid-19, Sektor Pertanian tetap Potensial Sediakan Lapangan Pekerjaan

Krisis Dampak Covid-19, Sektor Pertanian tetap Potensial Sediakan Lapangan Pekerjaan

Sektor pariwisata yang selama ini menjadi andalan dalam meraup pendapatan dan penyerap tenaga kerja, kian terancam. Turis sepi dan mengkhawatirkan banyak pengusaha bakal merumahkan karyawan.

SEBAGAI dampak dari kasus virus corona di banyak negara, sektor pariwisata dan industri lainnya terancam. Sudah ada yang krisis, sampai ada kekhawatiran terjadi PHK besar-besaran. Lalu, guna menghindari banyak pengangguran, apa yang harus dilakukan?

‘’Sektor pertanian dalam arti luas merupakan sektor yang paling tangguh dalam mengatasi krisis pertumbuhan pada sektor jasa,’’ ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, I Putu Suta Antara, seizin Kadis Pertanian Karangasem, Ir. I Wayan Supandi, saat ditemui beberapa hari lalu di kantornya di Amlapura.

Di Karangasem, lahan yang luas yakni lahan kering. Lahan kering sekitar  92 persen dari total luas Kabupaten Karangasem. Sementara lahan basah hanya sekitar 8 persen, dengan luas total sawah sekitar 7.000 hektar. Namun, diakui Putu Suta Antara, luas sawah garapan petani di Karangasem, rata-rata relatif sempit. Ada yang mengerjakan lahan hanya 30 are. Banyak petani hanya sebagai petani penggarap. Itulah sebabnya, banyak petani yang merasa tak cukup untuk menghidupi keluarganya dengan hasil pertanian.

Saat sektor jasa seperti jasa pariwisata tumbuh bagus, kata Putu Suta Antara,  para pemuda dari desa-desa, seperti dari pedesaan di Karangasem, enggan bertani. Mereka lebih memilih untuk bekerja di sektor jasa, terutama sektor pariwisata. Generasi muda merantau ke wilayah Badung, Denpasar atau Gianyar. Yang menjadi petani tinggal para orangtua yang tinggal di desa.  Akibatnya, sektor pertanian sampai kini mengalami krisis generasi, karena umumnya petani, anggota subak, khususnya yang  ada di Karangasem sudah berusia di atas 50 tahun. ‘’Saat ini kami dari Dinas Pertanian terus mendorong generasi muda, salah satunya lewat festival subak. Lewat festival itu, ada berbagai kegiatan, pameran, temu usaha dan seminar dengan narasumber kalangan muda yang pengusaha tani yang sukses atau eksportir poduk pertanian. Tujuannya, agar pemuda mau bertani, sehingga ada regenerasi sektor pertanian,’’ tambahnya.

Keengganan generasi muda bertani juga didorong mereka ingin instan, cepat menghasilkan uang banyak, tanpa harus bekerja keras. Di lain pihak, pekerjaan bertani dianggap kotor dan kampungan. Kalau digeluti serius dan dipelajari peluang bisnisnya, sangat mengutnungkan dan banyak yang sudah terbukti sukses. ‘’Saat ini, potensi sektor pertanian, juga sektor peternakan potensial menjaga stabilitas ekonomi. Dalam beberapa pengalaman sebelumnya, seperti pada kasus bom Bali, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam mengatasi krisis ekonomi,’’ paparnya.

Di lain pihak, Ketua DPRD Karangasem Gede Dana yang ditemui secara terpisah,  di Karangasem mengatakan, sejak lama pihaknya sudah selalu menyampaikan, sektor pertanian dalam arti luas, jangan sampai  disepelekan. Sektor pertanian itu sektor yang tangguh dalam membantu stabilitas ekonomi, hal itu terbukti dari berbagai pengalaman saat terjadi krisis ekonomi dengan berbagai sebab.

Guna memberdayakan sektor pertanian, tahun ini saat dirinya kembali memimpin DPRD Karangasem, dari anggota fraksinya mengajukan dua buah rancangan peraturan daerah yang merupakan inisitiaf Dewan. Kedua ranperda yang tengah dibahas dalam panitia khusus itu, yakni Ranperda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan Ranperda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan. ‘’Semoga kedua ranperda inisitif itu pembahasannya lancar, karena menyangkut kepentingan masyarakat khususnya kalangan petani dan nelayan Karangasem, menyangkut petani dalam arti luas. Semoga dalam waktu dekat ini, kedua ranperda itu sudah bisa disahkan, diundangkan dan diberlakukan,’’ tandas Gede Dana, anak petani dan hobi bertani itu.

Gede Dana saat senggang bertani di lahan sempit di dekat rumahnya di lingkungan Dukuh, Padangkerta. Dia bertanam ketela pohon dan aneka bibit tanaman buah, seperti manggis. Dia juga beternak seekor sapi. ‘’Pekerjaan ini memang hiburan dan hobi saya sejak kecil di kampung,’’ ujarnya sembari meneruskan menyabit rumput. *bud

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer