Sosialisasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di Klungkung, Kuatkan Alam, ”Krama” dan Budaya

377
KALUNG - Ny. Putri Suastini Koster menyerahkan kalung Omkara dan buku kepada para bendesa adat.

Semarapura (Bisnis Bali) – Yayasan Dharma Naradha (YDN) bekerja sama dengan Bali TV, Bali Post, Pemerintah Provinsi Bali, serta Sampoerna untuk Indonesia kembali menggelar “Sosialisasi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Wujudkan Bali Era Baru”. Kali ini sosialisasi berlangsung di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kania, Semarapura, Kabupaten Klungkung, Jumat (13/3).

Hadir pada kesempatan tersebut, yakni Gubernur Bali yang diwakili Kadis Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra, S.H., M.H., Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, Bupati Klungkung yang diwakili Asisten III Administrasi Umum Setda Kabupaten Klungkung I Wayan Sumarta, Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny. Ayu Suwirta, Pimpinan YDN Satria Naradha, Ketua Gatriwara Kabupaten Klungkung Ny. AA Gede Anom, Muspika Kabupaten Klungkung, para bendesa adat se-Kecamatan Klungkung, anggota PKK, sekeha teruna, dan pelajar.
Pimpinan YDN, Satria Naradha dalam sambutannya mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang “Gerakan Satu Juta Umat” guna mewujudkan cita-cita krama Bali sejak lama. Seperti agama, budaya, pertanian serta perekonomian krama Bali agar ke depannya tetap ajeg seperti apa yang diwariskan oleh leluhur dan tetua.

Dikatakan, dari analisis yang dilakukan Bali Post sejak puluhan tahun lalu, bahwa Bali masih menyisakan satu generasi lagi. Artinya, Bali dan Hindu bisa hilang. Karena itu, saat ini Gubernur Bali menjalankan program untuk mewujudkan cita-cita tersebut, melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Menuju Bali Era Baru.

“Bali Post sebagai media krama Bali, berkewajiban untuk menyampaikan informasi program tersebut. Termasuk program untuk para yowana agar tetap bisa berkarya, menjalankan swadarmanya demi Bali. Diharapkan program Gubernur Bali ini bisa berlanjut,” kata Satria Naradha.
Bali Post dan Bali TV, serta program Gubernur Bali ini telah mengajak krama Bali untuk bangkit. Krama, terutama yowana, tidak hanya jadi penonton. Semua peluang yang ada di Bali harus diambil demi kesejahteraan krama semua. “Di bidang ekonomi ini, kita jangan jadi penonton, kitalah yang harus memanfaatkan semua peluang yang ada agar ekonomi kita tidak dijajah,” tegasnya.

Bupati Klungkung yang diwakili Asisten III Administrasi Umum Setda Kabupaten Klungkung I Wayan Sumarta, menyampaikan Pemkab Klungkung sangat komit dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diimplementasikan melalui beberapa program inovasi. Visi Pemprov Bali ini juga selaras dengan tujuan Pemkab Klungkung guna mewujudkan masyarakat Klungkung yang unggul dan sejahtera.

“Ada Panca Santi, yang pertama adalah menguatkan eksistensi adat. Ini sejalan dengan visi Pak Gubernur,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, program inovasi tersebut di antaranya Entrepreneur Masuk Desa, mengirim tenaga kerja dari KK miskin ke luar negeri, Gema Tansaplas (Gerakan Masyarakat Puputan Sampah Plastik) serta memfasilitasi UMKM dengan distributor.

Sementara Gubernur Bali yang diwakili Kadis Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra, S.H., M.H. mengatakan secara geografis Bali sangat kecil dengan sistem kehidupan yang menyatu antara adat, budaya serta alam. Pembangunan Bali secara umum telah berjalan dengan mencapai beberapa kemajuan sehingga mampu memberikan manfaat kesejahteraan bagi krama Bali, seperti peningkatan pendapatan per kapita, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran, peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta pelayanan publik.

“Persoalan utama yang dihadapi saat ini dan ke depan, yakni alam, krama dan kebudayaan Bali. Melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, Pemprov Bali akan mengantarkan Bali era baru dengan tatanan masyarakat yang sejahtera dan selaras dengan tiga aspek utama tersebut berdasarkan Tri Hita Karana,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan kalung Omkara dan buku terbitan YDN oleh Ny. Putri Suastini Koster kepada para bendesa adat. Desa adat tersebut di antaranya Manduang, Semarapura, Akah, Gelgel, Selisihan, Cucukan, Budaga, Tegak, Tangkas, dan Kemoning. *dar