Denpasar (bisnisbali.com) –Produk kerajinan kayu Denpasar yang sempat booming beberapa tahun lalu kembali dibangkitkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar melalui pelatihan yang diberikan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Denpasar kepada para perajin. Hal ini bertujuan mengembangkan kreativitas serta inovasi para perajin untuk menciptakan produk yang bisa diterima oleh pasar saat ini.
Pelatihan berlangsung dari 11 Maret hingga 18 Maret 2020 dibuka oleh Kepala Bidang Industri Kerajinan Aneka dan Sandang (Inkas) Disperindag Kota Denpasar Ida Ayu Dewi Citrawati pada Rabu (11/3) di Dharma Negara Alaya Denpasar. Kepala Disperindag Ni Nyoman Sri Utari dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kabid Inkas Ida Ayu Dewi Citrawati mengatakan, pelatihan kerajinan kayu ini merupakan langkah pemerintah untuk melestarikan budaya seni ukir khususnya di Kota Denpasar.
Dijelaskannya, pada era 80-an banyak unit sentra kerajinan yang tersebar di beberapa desa/kelurahan di Denpasar. Namun sejak tahun 2.000 mulai mengalami penurunan akibat dari ketidakstabilan ekonomi dan gaya berwisata yang mulai berubah. “Wisatawan tidak lagi tertarik dengan patung yang besar-besar, sehingga kita bina perajin untuk dapat membuat berbagai produk yang menjadi daya tarik wisatawan, souvenir misalnya,” ungkap Dayu Citra.
Selain untuk menjaga kelestarian adat dan budaya serta warisan leluhur, pelatihan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali semangat berwirausaha baru bagi generasi muda dengan skill adan kompetensi yang didapat melalui pelatihan ini. “Harapan kami dengan adaya pelatihan ini, semoga dapat menjadi pemicu awal munculnya semangat berwirausaha di masyarakat khususnya di Kelurahan Penatih, sehingga akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan keluarga,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Industri Kerajinan Made Parama Dyaksa menambahkan, kegiatan Pelatihan Kerajinan Kayu ini diikuti oleh 15 peserta pelaku usaha di kawasan Kelurahan Penatih. “Kami dari pihak panitia mengundang dua narasumber yaitu I Wayan Marya dan Wayan Samudra, yang akan membawakan materi berupa Teori dan Praktek dimulai dari pemilihan bahan sampai dengan tahap finishing,” ujar Parama Dyaksa.
Salah seorang peserta Wayan Agus Supriyanto, berharap dengan adanya pelatihan ini pasar seni ukir khususnya yang dihasilkan oleh para perajin di wilayah Penatih bisa kembali menggeliat. “Saya sebagai perajin kayu sangat berterima kasih kepada pemerintah karena turut membantu melestarikan seni ukir kayu. Melalui pelatihan ini saya berharap nantinya kami mendapat tambahan ilmu serta wawasan mengenai pemasaran produk kerajinan kayu serta menumbuhkan minat dari para perajin muda,” imbuhnya. *adv/wid