Negara (bisnisbali.com) –Proses produksi kain tenun songket Jembrana yang menggunakan bahan baku impor dikhawatirkan akan terganggu jika pengiriman tersendat dampak dari wabah corona yang terjadi di beberapa negara. Namun hal tersebut masih bisa disiasati dengan penggunaan bahan baku khususnya benang lokal, meski tidak seutuhnya.
Ketua Kelompok Tenun Songket Putri Mas I Ketut Widiadnyana mengatakan, hingga saat ini dan setahun ke depan pihaknya masih belum terkendala bahan baku, karena stok di awal tahun sudah dipersiapkan. Namun jika terjadi kendala, pihaknya mengaku masih memiliki alternatif menggunakan bahan baku lokal untuk menutupi kekurangan.
Dijelaskannya, saat ini telah ada benang buatan Indonesia yang bisa digunakan sebagai bahan baku. Hal ini menurutnya sangat membantu ketika pasokan sulit serta harga impor melonjak.
Namun demikian dijelaskannya, dari segi kualitas, menggunakan bahan baku lokal belum maksimal, tidak seperti produk impor. Terutama saat digunakan sebagai membantuk bagian horisontal (lungsi), benang lokal agak sulit diolah saat proses menenun. “Hasilnya akan jadi lebih molor,” ungkapnya.
Tapi dijelaskannya, saat dipakai untuk membuat motif pada bentukan vertikal, masih lebih bisa masuk. Di samping itu jenis benang lokal lebih mudah dalam proses pencelupan. “Jadi masih bisa diakali. Saya kasi masukan ke pabriknya agar benangnya dipakai untuk bahan pakan bukan benang lungsi. Dan ini cukup membantu saat kekurangan pasokan ataupun harga tinggi,” jelasnya. *wid