Tabanan (bisnisbali.com) –Tahun ini Kabupaten Tabanan digelontor bantuan dari APBN untuk pengembangan sejumlah komoditi hortikultura. Total anggaran tersebut mencapai Rp 10 miliar dalam bentuk bibit, bantuan sarana pascapanen dan sarana pengolahan yang kini sudah masuk persipan lelang.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, I Wayan Suandra, di Tabanan, mengungkapkan, tahun ini Tabanan kembali mendapat bantuan program pengembangan komoditi hortikuktura dari pemerintah pusat yang disalurkan melalui Dinas Pertanian Tabanan. Imbuhnya, tahun ini alokasi bantuan tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 11 miliar lebih.
“Tahun ini komoditas hortikultura yang disasar pada program pusat ini mengarah ke bawang putih, bawang merah, manggis, cabai, tanaman obat, sayuran, dan florikultur. Selain bibit, bantuan juga diberikan dalam bentuk sarana pascapanen dan sarana pengolahan,” paparnya.
Tahun ini di Kabupaten Tabanan untuk pengembangan kawasan bawang merah dialokasikan 25 hektar, kemudian kawasan sayuran dan lainnya dialokasikan 20 hektar, kawasan aneka cabai 61 hektar (cabai besar 28 hektar, cabai rawit 33 hektar), bawang putih 120 hektar, dan manggis 160 hektar. Sementara untuk pengembangan tanaman obat, yakni jahe Kabupaten Tabanan dialokasikan 25 hektar, sedangkan untuk kawasan florikultur (pengembangan bunga mawar) mencapai 4.000 meter per segi.
“Untuk sarana pascapanen manggis dialoksikan dua unit, dan sarana pengolahan cabai 1 unit. Semuanya bantuan tersebut jika ditotal anggaran sekitar Rp 10 miliar,” ujarnya.
Nantinya, bantuan dari pusat tersebut akan ditanam atau dikembangkan menyebar disejumlah sentra produksi yang memang cocok dengan kondisi alam. Seperti, pengembangan bawang merah akan ditanam di Kediri, kawasan sayuran dan lainnya akan dikembangkan di Baturiti, kawasan cabai ada di Penebel, Baturiti dan Marga, tanaman obat dikembangkan di Marga dan Penebel, kawasan bawang putih dikembangkan di dua kecamatan yakni, Penebel dan Baturiti, sedangkan untuk manggis dikembangkan di Selemadeg Barat.
“Jika dilihat dari luasan, maka tanaman manggis merupakan alokasi bantuan yang terbanyak. Sebab, itu merupakan komoditis unggulan dan juga komoditis ekspor,” kilahnya.
Terangnya, kini dari penyaluran bantuan tersebut sedang proses persiapan lelang, karena baru bisa masuk sistem rencana umum pengadaan (sirup). Harapannya, setelah melalui proses lelang dan mendapatkan pemenang lelang, bantuan tersebut khususnya bawang putih target tanam bisa dilakukan pada Mei dan Juni, sedangkan untuk tanaman yang lainnya mudah-mudahan dengan cuaca yang mendukung bisa secepatnya dilakukan penanaman dan tidak lagi menunggu Oktober atau November sebagai musim tanam seperti sebelumnya.
“Nanti hasil dari pengembangan tersebut, sepertiga bisa dikembangkan lagi dalam bentuk bibit atau benih, sedangkan sisanya dipasarkan ke pasar umum,” harapnya. *man