Semarapura (bisnisbali.com) –Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta merasa sedikit kecewa dengan penyelenggaraan Pekan Olah Raga dan Seni Pelajar (Porsenijar) yang digelar oleh Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Klungkung pada tahun ini. Hal tersebut disampaikannya ketika meninjau pelaksanaan Porsenijar tahun 2020 di GOR Swecapura, Gelgel, yang didampingi Wakil Ketua II Porsenijar 2020 sekaligus Kabid Kepemudaan dan Olah Raga I Wayan Suarta.
“Saya rasa pelaksanaan Porsenijar kali ini kurang serius bahkan hanya terkesan formalitas atau rutinitas saja, tidak ada target yang jelas, padahal melalui Porsenijar ini kita mendapat bibit atlet yang nantinya bisa dimanfaatkan di event yang lebih tinggi,” ujar Bupati Suwirta.
Sementara terkait dengan antusias para siswa yang ikut berlomba dalam Porsenijar kali ini, dirinya sangat mengapresiasi semangat mereka bertanding walaupun hanya mendapat piagam. Hal ini berbanding terbalik dengan para panitia yang terkesan asal-asalan dan kurang semangat.
Porsenijar tahun ini hanya mempertandingkan 12 cabang olah raga, yakni Atletik, Bulu Tangkis, Catur, Cricket, Gate Ball, Judo, Karate, Pencak Silat, Petanque, Renang, Tenis Meja, dan Woodball, sedangkan olah raga yang bergengsi seperti Basket, Sepak Bola, Futsal, Bola Voli serta beberapa cabor yang berpotensi malah tidak dipertandingkan. Selain itu sarana dan prasarananya juga kurang memadai.
“Kondisi ini harus dievaluasi segera untuk pelaksanaan Porsenijar mendatang dan siapkan rancangan anggarannya dari sekarang agar penyelenggaraannya nanti tidak seperti ini lagi,” tegasnya.
Untuk atlet, ke depannya harus diberikan penghargaan yang sesuai, tidak hanya berupa piagam saja. “Orang latihan saja perlu biaya, jangan hanya bisa memanfaatkan hasilnya, prosesnya kita juga harus rasakan, jangan berharap mereka hanya menjadi olahragawan sejati dan pastinya kita tidak bisa mendapatkan prestasi yang tinggi dengan biaya yang serendah-rendahnya, di zaman sekarang itu tidak bisa,” imbuh Suwirta.
Keselamatan atlet dalam bertanding juga harus diperhatikan, dan tidak dilepas begitu saja. Panitia harus tetap mendampingi atlet yang cedera dalam bertanding apalagi sampai masuk rumah sakit, sedikit tidaknya ada yang mempertanggungjawabkan selain pelatih yang mendampinginya, seperti yang terjadi pada atlet Pencak Silat. Dirinya juga memerintahkan Disbudpora dan Dinas Pendidikan agar menurunkan ego masing-masing dan selalu berkomunikasi serta tidak saling menyalahkan. “Mengurus olah raga harus didasari dengan mencintai dan jangan sekali-kali mengharap sesuatu di sini kecuali prestasi, ini demi kemajuan olah raga di Kabupaten klungkung,” paparnya.
Terkait pembinaan dan pembibitan atlet, Bupati Suwirta menegaskan tidak bisa mengandalkan Porsenijar saja karena hanya mendapatkan outputnya saja. Pembibitan harus dilakukan dari sekolah masing-masing dan dinas terkait harus bisa membantu memberikan fasilitas olah raga, turun ke sekolah dan menanyakan apa yang bisa dibantu sesuai potensi sekolah bersangkutan. *dar