Denpasar (bisnisbali.com) –Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Kuangan 2 Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Jimmy Hendrik Simarmata di Renon, Senin (9/3) menyampaikan, OJK akan mengeluarkan stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclical dampak penyebaran Covid-19.
“Penerapan stimulus, termasuk relaksasi restrukturisasi yang akan dilakukan setelah ditetapkan kriteria daerah dan debitur yangg terdampak kasus corona,” katanya.
Jimmy menyebutkan stimulus tersebut melalui penerbitan Peraturan OJK (POJK) tentang Ketentuan Kehati-hatian Dalam Rangka Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Covid-19. Beberapa pokok-pokok pengaturan dari kebijakan stimulus tersebut meliputi relaksasi pengaturan penilaian kualitas aset kredit dengan plafon sampai dengan Rp10 miliar, hanya didasarkan pada satu pilar yaitu ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga, terhadap kredit yang telah disalurkan kepada debitur di sektor yang terdampak penyebaran virus corona (sejalan dengan sektor yang diberikan insentif oleh pemerintah).
Selanjutnya relaksasi pengaturan restrukturisasi kredit yang disalurkan kepada debitur di sektor yang terdampak penyebaran virus corona (sejalan dengan sektor yang diberikan insentif oleh pemerintah). Relaksasi pengaturan ini akan diberlakukan sampai dengan 1 tahun setelah ditetapkan, namun dapat diperpanjang bila diperlukan.
Dalam POJK tersebut juga memuat perekonomian global masih akan dihadapkan dengan tantangan yang cukup besar. Di tengah upaya memperbaiki kinerja perekonomian, selain peningkatan tensi geopolitik di Timur Tengah dan belum selesainya isu perang dagang antara AS dan Tiongkok, dunia juga dihadapkan pada kasus virus Corona (Covid-19) yang dampaknya tidak dapat dikatakan kecil bagi perekonomian global.
Salah satu dampak langsung dari perkembangan tersebut adalah ke perekonomian Tiongkok. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok akan mencapai level terendah yang akan berdampak pula pada pertumbuhan perekonomian negara- negara mitra dagangnya.
Dampak dari masih tingginya ketidakpastian perekonomian global juga tercermin di perekonomian domestik, terutama pada investasi dan kinerja eksternal yang cenderung melambat.
Kondisi ini membuat mayoritas bank sentral global melonggarkan suku bunga kebijakan. Pelaku pasar bertindak hati-hati dalam memilih portfolio investasi.*dik