Denpasar (bisnisbali.com) –Merebaknya virus corona paling dirasakan oleh sektor pariwisata, dengan mulai adanya pengurangan jam kerja atau karyawan sektor pariwisata yang disarankan untuk mengambil cuti. Meski demikian, daya beli masyarakat masih normal dan belum tampak menurunnya angka penjualan di sejumlah supermarket dan minimarket.
Pemilik minimarket UD Kori di jalan Bung Tomo Denpasar, Dr. Putu Sarjana, S.E., M.Si., mengatakan, daya beli masyarakat masih tampak normal dan belum terjadi penurunan omzet. “Ini masih posisi awal merebaknya virus, jadi belum berpengaruh pada daya beli masyarakat. Meskipun katanya ada pengurangan jam kerja di sektor pariwisata, tapi saya rasa mereka masih memiliki cash flow dari gaji bulan sebelumnya,” ucap Akademisi Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar tersebut.
Lebih lanjut dikatakan yang sangat kentara adalah tidak adanya wisatawan Tiongkok, sedangkan wisatawan dari Eropa masih ada, sehingga ia optimistis daya beli masyarakat masih tetap stabil. “Kecuali virus ini berlarut-larut dan tidak dapat ditanggulangi. Kemungkinan pada menurunnya daya beli pasti ada,” tukasnya.
Hal senada disampaikan Dewi, Supervisor Supermarket Fantasi di Jalan Raya Pererenan, Badung. “Kalau daya beli masyarakat, saya lihat masih sama tidak ada penurunan. Untuk wisatawan juga masih tetap sama tidak ada penurunan,”ungkapnya.
Bahkan dikatakan ada sejumlah wisatawan baru yang datang berbelanja. “Karena kami di daerah pariwisata jadi kami memiliki pelanggan wisatawan yang menjadi pelanggan tetap. Belakangan kami lihat ada wisatawan baru yang sering berbelanja, karena kami hapal pelanggan disini khususnya yang wisatawan,” tukasnya.
Wisatawan masih banyak yang datang ke Bali. “Memang wisatawan Tiongkok yang kelihatan sama sekali tidak ada. Tapi wisatawan Korea dan Jepang, masih saya lihat ada satu dua orang. Jadi pada Januari, Februari dan Maret ini, target kami masih tercapai karena kondisi pariwisata disini masih normal belum terlalu terdampak corona,” pungkasnya.*pur