Saatnya Herbal Indonesia ’’Go Global’’

Merebaknya virus corona, memberi peluang bagi pengembangan industri herbal di tanah air.

291
Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM), Penny K. Lukito saat di wawancarai, di Kuta, Kamis (5/3) kemarin.

Mangupura (bisnisbali.com) –Merebaknya virus corona, memberi peluang bagi pengembangan industri herbal di tanah air. Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito, di Kuta mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar di bidang herbal yang dapat dikembangkan dan saatnya Herbal Indonesia Go Global.

Selama ini kita lebih banyak mengekspor bahan baku herbal seperti kunyit temulawak jahe dan sebagainya. Ke depan dengan merebaknya virus corona ini dan produk-produk dari Tiongkok agak sulit untuk diekspor maka menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk herbal tidak hanya berupa bahan baku tapi lebih pada value edit seperti jamu bahkan obat herbal atau fitofarmaka.

Selain menyasar ekspor, dikatakan deman dari masyarakat lokal sendiri sangat besar yang harus dipenuhi dengan produk lokal yang sangat beragam. “Kita harus mulai mengurangi ketergantungan kita pada produk-produk obat dari luar karena kita memiliki kekayaan dari obat herbal yang sangat luar biasa ini yang harus kita kembangkan. Apalagi saat ini dengan kasus corona bahan baku obat kimia yang banyak didatangkan dari Tiongkok dan India agak sulit masuk Indonesia,” paparnya di sela – sela kegiatan Dukungan POM terhadap peningkatan daya saing Produk obat tradisional, suplemen kesehatan dan kosmetik Melalui percepatan perizinan dan bimbingan teknis di Kuta.

Selama ini hampir 60% bahan baku obat kimia kita didatangkan dari Tiongkok. Jadi akan lebih baik bila deman dari masyarakat dipenuhi dengan produk lokal yang berdaya saing dan aman. “Kami siap untuk mendukung membukakan pasar ekspor.  Ini bagian dari pendampingan kami terhadap UMKM dan bergerak di bidang herbal,” ucapnya.

Ditegaskan, ini merupakan peluang Indonesia untuk mandiri. “Niat dari pemerintah untuk mandiri di bidang obat juga sudah ada. Dengan mengembangkan obat Fitofarmaka, yaitu obat yang berbahan herbal dan  sudah diujiklinis,” terangnya.

Terkait beredarnya berita, sejumlah obat herbal dapat mengobati corona, semua itu tetap harus melalui uji klinis. Namun kemungkinan itu ada, karena sejumlah herbal seperti kunyit, jahe dan temulawak dapat meningkatkan daya tahan tubuh. *pur