Bangli (bisnisbali.com) –Kelangkaan masker di Kabupaten Bangli sudah terjadi sejak sebulan lalu ketika mulai merebaknya virus corona. Masker yang biasanya dijual dengan harga Rp 23 ribu per kotak, menjadi naik berlipat-lipat. Bahkan, di sejumlah wilayah diketahui harga masker melambung hingga Rp 250 ribu per kotak.
Seorang pedagang di salah satu toko yang menyediakan masker, Wayan Murni mengatakan naiknya harga masker ini bukan dari pihaknya. Namun, sejak sebulan lalu harga dari suplayer sudah naik yang disebabkan kelangkaan dan tidak adanya pasokan.
“Memang naik dari suplayernya, karena stok yang mulai menipis. Kita juga tidak berani ambil barang banyak karena takutnya masyarakat tidak mau beli,” jelas Murni.
Hal senada juga diungkapkan salah seorang pemilik apotek di Bangli, Ketut Canaya. “Barang (masker) memang kosong dari distributornya, padahal kami sudah pesan sejak lama, namun melihat kondisi ini beberapa warga mulai beralih memilih cairan antiseptic untuk pencegahan,” terangnya.
Para pemilik apotek mengaku masih terus memesan masker dari distributor obat resmi. Pihaknya tidak berani ambil risiko dengan membeli masker secara online, karena mereka tidak berani menjamin kualitas dan higienitasnya.
Tidak hanya apotek, ternyata sejumlah toko modern yang biasanya menyediakan masker juga kehabisan stok sejak sebulan lalu dan tidak mendapat kiriman lagi dari distributornya. *ita