Denpasar (bisnisbali.com) –Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras di Bali mencapai 325.028 ton sepanjang 2019, turun 13,15 persen dari produksi tahun sebelumnya yang mencapai 49.231 ton. Penurunan juga terjadi pada luas panen padi yang diperkirakan 95.319 hektar pada 2019 atau turun 15.659 hektar atau 14,11 persen dari 2018.
Kepala BPS Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, belum lama ini mengungkapkan, untuk memperbaiki metodologi perhitungan produksi padi BPS bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Selain itu, bekerjasama juga dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) berupaya memperbaiki metodologi perhitungan luas panen dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA). KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah yang berasal dari Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.
Berdasarkan hasil Survei KSA, pola panen padi di Bali pada periode Januari sampai dengan Desember 2019 relatif sama dengan pola panen 2018. Yakni, puncak panen padi berlangsung pada April atau Mei, sedangkan luas panen terendah teridentifikasi terjadi pada Februari.
Jelas Adi, 2019 total luas panen padi di Bali tercatat mencapai 95.319 hektar dengan luas panen tertinggi terjadi pada Mei, yaitu 15.039 hektar dan luas panen terendah pada Februari mencapai 2.342 hektar. Katanya, jika dibandingkan dengan total luas panen padi pada 2018, maka luas panen padi pada 2019 tercatat mengalami penurunan 15.659 hektar (14,11 persen).
Paparnya, 2019 total produksi padi di Bali tercatat sekitar 579.321 ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan 87.749 ton (13,15 persen) dibandingkan catatan produksi 2018. Jika dibandingkan antar bulan, penurunan produksi terbesar pada 2019 dibandingkan 2018 tercatat pada Juli, yaitu 26.393 ton.
Produksi tertinggi pada 2019 tercatat pada Mei, yaitu 85.853 ton dan produksi terendah tercatat pada Februari, yaitu 14.145 ton. Produksi tertinggi pada 2018 tercatat pada April, yaitu 91.293 ton. Sama halnya dengan produksi pada 2019, produksi padi terendah pada 2018 tercatat pada Februari, yaitu 33.704 ton.
Terangnya, 2019 kenaikan produksi padi hanya tercatat di Kabupaten Klungkung. Sementara itu, penurunan produksi padi 2019 dengan urutan mulai dari yang terbesar tercatat di Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Bangli.
“Tiga kabupaten tercatat dengan produksi padi GKG tertinggi pada 2018 dan 2019 adalah Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung. Namun, pada 2019 tercatat penurunan produksi pada tiga kabupaten tersebut dibandingkan dengan catatan produksi 2018,” tandasnya.*man