Denpasar (bisnisbali.com) –Program studi (prodi) Magister Manajemen (MM) Program Pascasarjana Universitas Warmadewa (PPS Unwar) memiliki ciri khas tersendiri di antara ratusan Prodi MM yang tergabung dalam Asosiasi Magister Manajemen se-Indonesia. Keunikan MM PPS Unwar terletak pada berbasis Ekowisata, yang tidak ada di Perguruan tinggi lainnya.
Ketua Prodi MM Unwar, Dr. Putu Ngurah Suyatna Yasa, S.E., M.Si., di kampus setempat, mengatakan konsentrasi ekowisata tersebut merupakan implementasi dari pola ilmiah pokok Unwar yang sangat relevan dengan status Bali sebagai destinasi pariwisata terbaik dunia.
Ngurah Suyatna menjelaskan, prodi yang dipimpinnya mengusung visi “Terwujudnya Program Studi Magister Manajemen sebagai Pusat Kajian Manajemen dan Bisnis yang Menghasilkan Magister Manajemen (S2) yang bermutu, berintegritas berwawasan lingkungan kepariwisataan dan kompetitif secara global pada tahun 2034,” paparnya.
Melalui visi tersebut MM PPS Unwar mencetak lulusan magister manajemen yang profesional, berintegritas, berwawasan lingkungan pariwisata dan kompetitif sesuai tuntutan pengguna. Dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas karya penelitian manajemen dan bisnis yang berbasis lingkungan kepariwisataan dengan kualitas yang unggul.
Begitu pula dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pengabdian pada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat di bidang manajemen, bisnis dan lingkungan kepariwisataan, melaksanakan tata kelola prodi magister manajemen yang berbasis teknologi informasi secara konsisten dan berkelanjutan.
Dikatakan, pihaknya juga mengembangkan kerja sama Tri Dharma dengan pemerintah daerah, pelaku bisnis, universitas, masyarakat di tingkat regional, nasional dan international. “Kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang kami hasilkan sangat kompleks, meliputi manajerial, marketing hingga tata kelola pariwisata dan keuangan,” paparnya.
Guna menjamin kualitas output, tahun ajaran baru 2020/2021 ini, prodi MM Unwar hanya membuka dua kelas. “Kita tidak semata-mata mengejar kuantitas. Yang kita terima tidak banyak, agar mengefektifkan proses pembelajaran dan menyesuaikan kapasitas yang ada,” pungkasnya. *pur