Dampak Virus Corona, Vila di Ubud Belum Liburkan Karyawan  

Wabah virus corona yang berawal di Wuhan, Tiongkok berdampak besar terhadap pariwisata di Bali.

360
Wakil Ketua IHGMA Kabupaten Gianyar, Wayan Sumandia mengatakan belum ada vila di Ubud meliburkan karyawan sebagai dampak merebaknya corona.

Gianyar (bisnisbali.com) –Wabah virus corona yang berawal di Wuhan, Tiongkok berdampak besar terhadap pariwisata di Bali. Okupansi hotel terus melorot hingga ada hotel yang sudah meliburkan karyawannya tanpa harus dibayar.

Wakil Ketua Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Kabupaten Gianyar, Wayan Sumandia mengatakan  secara umum wabah virus corona itu berdampak pada pariwisata Bali. “Kami yang mengelola vila kecil dengan 60 kamar itu belum berdampak besar, sampai saat ini, kami belum meliburkan karyawan tanpa bayar,” ucapnya, Kamis (5/3).

General Manager FuramaXclusive Resort & Villas ini menjelaskan, pada Januari hingga Februari 2020 hunian hotel berada di atas target. Setelah merebak virus corona mulai 16 Januari 2020, hunian hotel masih bagus. Demikian berlanjut pada Februari hingga Maret 2020 nanti. Diakuinya, memang ada pembatalan wisatawan karena pesawatnya diberhentikan terbang ke luar negeri, hingga lebih dari 150 room night. Pembatalan itu terjadi Januari untuk pemesanan pada Februari, dan Februari untuk pemesanan Maret. “Walau begitu, kami bersyukur Maret ini masih lumayan banyak,” imbuhnya.

Hal tersebut kemungkinan karena memiliki mix market, sehingga tidak berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan. Sekarang ini komposisi wisatawan asing yang ada, seperti Eropa, Australia dan India. Kebanyakan vila di Ubud memiliki mix market, sehingga hotel dengan suasana desa ini tidak terpengaruh dengan wabah corona. “Tetapi, kalau ini berlanjut tiga sampai enam bulan ke depan, mungkin saja juga menerapkan sistem libur tanpa dibayar, sekarang ini FuramaXclusive Resort & Villas masih normal,” tegasnya.

Ia mencontohkan, FuramaXclusive Resort & Villas Ubud memiliki total 110 karyawan dan hampir 99 persen merupakan orang lokal Bali. Sementara dari 99 persen itu, sebanyak 40 persen berasal dari daerah sekitarnya. Tingkat hunian hotel di Januari sebesar 80 persen, Februari sebesar 75 persen dan Maret baru mencapai 65 persen. “Astungkara, masih sehat,” ujar pria asal Karangasem ini.

Lebih lanjut Sumandia mengatakan, FuramaXclusive Resort & Villas Ubud memiliki cara untuk mengecek tamu yang datang. “Kami melakukan pengecekan sendiri. Kami mempunyai alat pengukuran sejenis termometer memakai laser, sehingga tidak menyentuh tamu. Kalau ada yang memiliki suhu di atas 38°C, baru dirujuk ke rumah sakit khusus yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bali,” paparnya. *kup