Gianyar (bisnisbali.com) –Pascaerupsi Gunung Agung yang mengguncang pariwisata Bali, pasar lukisan sempat membaik, namun kini kembali meredup. Pasalnya, dampak merebaknya wabah corona juga dirasakan oleh seniman lukis Bali yang mengandalkan pasar ekspor dan bergantung pada kunjungan wisatawan.
Di antaranya dirasakan oleh salah seorang seniman lukis I Ketut Agus Murdika yang tinggal di Ubud, Gianyar. Saat ditemui pada Kamis (5/3), pria yang akrab disapa Agus Dangap ini menuturkan, tidak hanya penjualan yang memanfaatkan kunjungan wisatawan ke Bali, penjualan ekspor kepada kolektor langganan juga sepi. “Kalau dilihat kunjungan secara umum, di daerah Ubud cukup sepi. Jalan-jalan terlihat lengang dan jalur yang biasanya dipadati wisatawan tampak sepi. Demikian kunjungan ke galeri kami juga sepi,” ujarnya sembari mengatakan sepinya penjualan sudah dirasakan sejak dua bulan terakhir.
Demikian juga untuk penjualan ekspor kepada kolektor yang menjadi langganan juga dikatakannya menurun. Menurutnya, para kolektor juga memiliki pertimbangan untuk mengoleksi karya lagi, karena belum mampu memprediksi ekonomi atau dunia bisnis ke depan akan menurun atau stabil akibat dampak dari corona ini. “Kalau penjualan ke langganan masih ada, hanya itu semua pada mengencangkan ikat pinggang. Jadi para kolektor masih berpikir dua kali karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada bisnis mereka,” jelasnya.
Disinggung soal ancang-ancang ke depan, Agus mengaku akan lebih intens untuk menghubungi kolektor luar untuk mempromosikan lagi dan mengabarkan bahwa kondisi Bali dalam keadaan baik. Sebelumnya, dia mengaku pasar lukisannya cukup baik dan beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan pascaerupsi Gunung Agung. “Padahal baru mulai bagus pasarnya, tapi saat ini sudah mulai turun lagi,” imbuhnya. *wid