Denpasar (bisnisbali.com) –Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar melakukan pemantauan terhadap penjualan masker pada sejumlah apotek, distributor hingga supermarket di Kota Denpasar. Dalam pemantuan tersebut sudah tidak ada lagi stok masker yang masih tersedia.
Kepala Bidang Metrologi dan Tertib Niaga Disperindag Kota Denpasar Putu Gede Sukadana, mengatakan, terhadap pemantuan yang dilakukan di sejumlah apotek, super market hingga distributor ketersediaan masker telah kosong. Dia mengatakan, memang benar terjadi kelangkaan akibat meningkatnya permintaan masyarakat, sejak kasus corona yang telah menyerang warga negara Indonesia. “Beberapa apotek besar yang kami kunjungi, termasuk distributor, memang sudah tidak ada lagi stok masker,” ungkapnya.
Disinggung soal harga, dia menjelaskan, sebelum adanya fenomena virus corona rata-rata harga masker yang dijual di Denpasar berkisar dari Rp18.000 hingga Rp25.000 per kotak dengan isi 50 lembar. Namun sejak permintaan melonjak signifikan, dikatakannya ada kenaikan. “Kami tanyakan ke salah satu apotek, saat ketersediaan masih ada, dikatakan sempat menjual Rp40.000 hingga Rp150.000 per kotak,” ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Sudana mengakui pihaknya pun melakukan sosialisasi kepada pelaku usaha agar tidak menaikan harga masker dalam situasi seperti saat ini. Namun dikatakannya, para pelaku usaha berdalih harga masker yang dijualnya sudah meningkat dari distributor.
Sebagai upaya untuk mengatasi kelangkaan masker di Kota Denpasar, pihaknya pun akan terus melakukan pemantauan serta langkah lebih lanjut agar masker yang dibutuhkan masyarakat bisa dicari ketersediaannya dengan harga yang mudah dijangkau. Demikian dari segi harga, pihaknya akan berupaya melakukan pengawasan dan menghimbau agar pelaku usaha tidak memanfaatkan momen dan bisa menjual masker dengan harga sewajarnya. *wid