Mangupura (bisnisbali.com) –Merebaknya virus corona berdampak pada sektor pariwisata dan sektor perbankan di Bali. Ketua Yayasan Perbarindo Bali, Ketut Wardana, mengatakan dampak virus corona menyebabkan penurunan penggaetan dana pihak ketiga (DPK), dan penurunan kemampuan debitur dalam pembayaran angsuran kredit akibat penurunan sektor pariwisata.
Diungkapkannya, isu virus corona terjadi di Tiongkok dirasakan imbasnya berbagai negara di dunia. Ini akan berdampak pada perekonomian secara global.
Ia menjelaskan, virus corona secara tidak langsung akan berdampak wisatawan mancanegara (wisman) takut berlibur atau berwisata. Ini akan dirasakan pariwisata Bali dengan penurunan kunjungan wisatawan ke Bali.
Menurut Wardana, sebagian besar perekonomian Bali ditopang sektor pariwisata. Pariwisata menjadi lokomotif penggerak perekonomian Bali.
Ia menilai, ketika pariwisata sebagai lokomotif perekonomian Bali tidak bergerak, ekonomi Bali 2020 akan menjadi stagnan. Pariwisata bergerak melambat akan berdampak pada sektor ikutannya.
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penopang sektor pariwisata akan merasakan dampak perlambatan pariwisata. Sementara UMKM banyak menjadi bagian dari nasabah bank perkreditan rakyat (BPR).
Menurutnya, penurunan sektor pariwisata akan menurunkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat menurun, produk yang dihasilkan UMKM akan sulit dipasarkan. “Pada akhirnya ekonomi masyarakat menjadi terganggu,” ucapnya.
Ketut Wardana menambahkan, ketika daya beli dan pendapatan masyarakat menurun praktis akan menurunkan penggaetan dana pihak ketiga (DPK) oleh sektor perbankan. Di bagian lain, masyarakat dan UMKM yang menggunakan modal pinjaman perbankan akan kesulitan mengembalikan angsuran kredit termasuk angsuran kredit di BPR. *kup