Mangupura (bisnisbali.com) –Memeriahkan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menghadirkan atmosfer dan dekorasi khas hari raya yang diperingati oleh umat Hindu Bali tiap 210 hari tersebut. Dekorasi berupa penjor menghiasi sejumlah titik di terminal internasional dan terminal domestik.
Di terminal keberangkatan internasional sebanyak empat penjor besar menghiasi sejumlah sudut. Sementara di terminal keberangkatan domestik, taman anggrek disulap menjadi taman penjor dan gebogan. “Diharapkan dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan ini, pikiran yang suci dan bersih dapat menghilangkan semua pengaruh yang membawa dampak negatif,” ujar General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Herry A.Y. Sikado.
Galungan dimaknai sebagai bentuk keheningan atas kemakmuran dan kesejahteraan yang dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan, Kuningan bermakna mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi diri. Pada Hari Raya Kuningan, jiwa leluhur yang saat Galungan turun ke bumi akan kembali ke tempat asalnya dan umat Hindu percaya, saat Kuningan Tuhan akan memberikan berkat kepada semua yang ada di bumi.
“Dekorasi penjor dan gebogan ini menjadi daya tarik bagi turis mancanegara yang dapat membangun suasana Hari Raya Galungan dan Kuningan yang hangat dan meriah bagi para penumpang. Pemasangan penjor sebagai simbol kemakmuran serta kemenangan,” tambah Herry.
Tak hanya itu, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang mengutamakan pelayanan prima terhadap seluruh pengguna jasa tanpa terkecuali, termasuk di dalamnya adalah penumpang berkebutuhan khusus ini, pada perayaan kali ini menghadirkan pertunjukan tarian yang dipentaskan oleh penari penyandang disabilitas. Para penari tuna rungu yang berasal dari Yayasan Kesayan Ikang Papa di Gianyar tersebut tampil apik membawakan Tari Cendrawasih.
“Yayasan ini menampung 37 anak-anak penyandang disabilitas yang berasal dari keluarga kurang mampu dari berbagai daerah. Mereka diberikan pelatihan seni tari, lukis, olah raga dan diikutsertakan dalam berbagai perlombaan, sehingga dapat menambah kepercayaan diri dan mengasah keterampilan mereka. Kami sangat senang mereka dapat tampil di bandara kami. Saya rasa, inilah salah satu perwujudan makna dari Hari Raya Galungan dan Kuningan itu sendiri,” tutup Herry.
Pembina Yayasan Kesayan Ikang Papa, Anak Agung Putri Setyawati mengaku senang mendapatkan kesempatan untuk tampil di bandara. “Sangat senang, dan anak-anak juga sangat senang diajak menari ke sini, karena mereka di samping memiliki keterbatasan pendengaran dan tidak bisa bicara, mereka percaya diri dan merasa dihargai bisa tampil di tempat yang seperti ini. Jadi, bukan hanya orang Indonesia saja yang tahu bahwa mereka bisa menari tapi juga hampir seluruh dunia. Dan semoga bisa menari di sini lagi di lain kesempatan,” ucapnya. *dar