PERLAMBATAN ekonomi beberapa tahun belakangan, diikuti merebak virus corona di Tiongkok berdampak pada kelesuan ekonomi secara global. Dewan Pembina DPD Asita Bali, Bagus Sudibya mengatakan perlambatan ekonomi ini mesti disikapi Bali dengan fokus menggarap pasar pariwisata Bali.
Diungkapkannya, kelesuan sektor pariwisata Bali bisa diukur dari realisasi pungutan pajak hotel dan restoran (PHR) yang menurun. Kelesuan ini terjadi akibat dari lesunya ekonomi global sehingga mempengaruhi wisatawan mancanegara (wisman) enggan mengeluarkan uang untuk traveling.
Virus corona yang merebak di Tiongkok dan meluas di berbagai negara di dunia akan mempengaruhi ekonomi Indonesia. Ini secara tidak langsung berdampak pada sektor pariwisata Bali akibat penurunan kunjungan wisman yang berlibur ke Bali terutama wisatawan Tiongkok.
Konsul Kehormatan Afrika Selatan untuk Bali ini menjelaskan akibat merebaknya virus corona di dunia wisman kalangan menengah atas justru akan berpikir untuk traveling. Selain itu kelesuan ekonomi global tidak memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi bisnis. Ketika bisnis perusahaan melesu menyebabkan perusahaan tidak memberikan insentif untuk berlibur. Sama halnya pelaku bisnis bisa memilih berdiam dan mengurangi kegiatan traveling.
Ayah 4 anak ini melihat saat ekonomi melesu, pariwisata Indonesia dan pariwisata Bali harus mempunyai target jelas. Bali mesti fokus penggarap pasar pariwisata.
Bali akan mampu berkontribusi penambahan devisa negara dari sektor pariwisata. Ini antara menggarap pasar alternatif di luar Tiongkok yang sedang menghadapi wabah virus corona.
Bagus Sudibya menambahkan Presiden Jokowi sudah mengarahkan pengembangam pariwisata Indonesia mengarah pada pariwisata berkualitas. Pariwisata Bali mesti fokus penggarapan pasar wisatawan berkualitas. “Jika kita menyadari akan kekuatan sektor pariwisata makanya Presiden yakin pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar,” tambahnya. *kup