Sikapi Dampak Corona di Sektor Pariwisata
Denpasar (bisnisbali.com) –Sikapi dampak virus corona di sektor pariwisata yang telah menurunkan angka kunjungan, saatnya Bali membentuk tim krisis penanggulangan. Hal ini dikemukakan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali, Made Ariandi.
Upaya ini, katanya, sekaligus jadi terobosan kreatif dari pariwisata Bali pada dunia. Ini menunjukkan bahwa Pulau Dewata sangat aman dan layak dikunjungi di tengah ancaman virus corona merebak di Wuhan, Tiongkok.
“Pembentukan tim krisis ini di bawah kendali pimpinan daerah dengan melibatkan stakeholder terkait. Hal ini juga pernah dibentuk pada saat menangani dampak dari erupsi Gunung Agung lalu. Tim inilah yang memiliki tanggung jawab penuh atas dampak yang dimunculkan,” tutur Ariandi, di Denpasar.
Selain itu, terangnya, Kadin juga mengusulkan agar pemerintah memberikan subsidi berupa paket perjalanan ke Indonesia, khususnya untuk penerbangan langsung ke Jakarta maupun ke Bali dari negara keberangkatan. Tujuannya, untuk menekan biaya lebih yang ditanggung oleh wisatawan.
“Ketika subsidi penerbangan ini diberlakukan, arahkan penerbangan ini semisal dari Eropa langsung ke Indonesia tanpa harus lagi transit ke Singapura maupun Thailand,” ujarnya.
Sambungnya, tidak kalah pentingnya lagi untuk penerbangan langsung ini, di setiap maskapai disiapkan masker untuk pencegahan sekaligus untuk membuat tamu itu merasa nyaman datang ke Indonesia. Hal sama juga disikapi setiap kamar hotel, termasuk di Bali yang juga melakukan hal sama, termasuk kesiapan penanganan jika nanti ada indikasi muncul virus tersebut.
Jelas Ariandi, selain keindahan alam, Indonesia termasuk Bali menjadi alternatif tujuan berlibur yang menarik bagi wisatawan mancanegara di tengah ancaman virus corona. Itu karena
banyak para ahli mengatakan bahwa virus corona ini tidak bisa bertahan hidup di suhu 28 derajat celsius. Katanya, di Indonesia rata-rata suhu udara berada di level 30 derajat pada malam hari, sedangkan 35-36 drajat celsius pada siang hari.
“Artinya kondisi suhu udara ini juga menjadi nilai lebih bagi wisatawan untuk melirik datang ke Indonesia, termasuk Bali,” kilahnya.
Sementara itu diakuinya, saat ini dampak dari virus corona pada pariwisata Bali ini memang membuat pariwisata jadi lesu. Ini tercermin dari kedatangan wisman yang turun tajam, diikuti juga dengan tingkat hunian hotel yang menurun. Contohnya, kini tingkat hunian hotel yang ada di kawasan Nusa Dua, tidak lebih dari 30 persen.
“Memang itu dipengaruhi juga oleh low season, namun apakah ada jamin dua bulan ke depan ini akan kembali terjadi peningkatan kunjungan. Sebab, itu Bali ini memang harus memiliki terobosan. Selain mengandalkan subsidi penerbangan dan kegiatan MICE bertaraf nasional yang diadakan di Bali,” tegasnya. *man