Produksi Salak Madu Tabanan Ancang-ancang Tembus Pasar Ekspor

Salak madu produksi Banjar Kebon Jero, Desa Munduk Temu, Tabanan tak hanya berpotensi sebagai penyuplai kebutuhan salak madu atau gula pasir di tingkat lokal,

403

Tabanan (bisnisbali.com) –Salak madu produksi Banjar Kebon Jero, Desa Munduk Temu, Tabanan tak hanya berpotensi sebagai penyuplai kebutuhan salak madu atau gula pasir di tingkat lokal, kini buah dengan cita rasa manis yang khas ini ternyata juga memiliki potensi untuk menembus pasar ekspor. Potensi ekspor tersebut di antaranya tertuju pada pasar Tiongkok dan Taiwan.

“Khusus salak madu, saat ini sudah ancang-ancang penjajakan untuk menembus pasar ekspor, bahkan belum lama ini dari Ketua Asosiasi Buah Ekspor Hortikultura Indonesia sudah melakukan  penjajakan di kebun,” tutur salah seorang petani salak madu, Banjar Kebon Jero, Desa Munduk Temu, Ketut Suardika, S.E., di Tabanan.

Selain memiliki potensi dari hasil dan kualitas produksi, terangnya upaya menembus pasar ekspor dari salak madu ini merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus dalam rangka mengejawantahkan wacana pemerintah pusat yang ingin meningkatkan volume ekspor dari buah lokal sekarang ini.

Menurut Suardika, pangsa pasar potensial untuk ekspor salak madu produksi Tabanan ini ada banyak, namun yang paling potensial di antaranya adalah Tiongkok dan Taiwan. Permintaan pasar tersebut disebabkan karena bagi buyer atau importir, cita rasa dari salak madu ini yang unik. Sayangnya, saat ini belum bisa memenuhi permintaan untuk pasar ekspor secara maksimal, mengingat ada banyak hal yang masih harus dipersiapkan untuk ekspor.

“Upaya menembus pasar ekspor ini sekaligus untuk meningkatkan pendapatan petani. Artinya, bagaimana cara untuk meningkatkan daya beli dari harga salak tersebut, khususnya dalam menghadapi tiap musim panen,” ujarnya.

Sambungnya, terkait hal tersebut, sejumlah petani sudah mulai melakukan persiapan. Salah satunya, melakukan registrasi kebun salak yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk bisa ekspor. Lanjut Suardika, setelah registrasi kebun baru kemudian ada pembinaan di bidang standar mutu, budi daya, dan packing house atau rumah kemas yang memiliki standar kemas sesuai diminta pasar ekspor.

“Setelah itu dilakukan, baru kemudian salak madu produksi petani Tabanan bisa diperdagangkan di pasar ekspor,” tandasnya.

Sementara itu, harapannya jika mampu menembus ekspor, maka salak madu bagi petani di Pupuan ini bisa menjadi salah satu komoditi penopang ekonomi masyarakat selain dari kopi dan manggis yang sudah lebih dulu tembus ke pasar ekspor. Terkait itu, pihaknya juga berharap ada sponsor dan dukungan dari pemerintah maupun kerja sama dari pihak swasta. *man