Pengembangan Benoa Jadi Pelabuhan Internasional
Denpasar (bisnisbali.com) –Seiring dengan proyek pengembangan Pelabuhan Benoa yang akan menjadi pelabuhan internasional atau home port cruise untuk pelabuhan-pelabuhan di seluruh wilayah Indonesia, Menteri BUMN Erick Tohir memastikan akan melibatkan pengusaha lokal di dalamnya.
Hal tersebut diungkapkannya saat memantau pengembangan pembangunan proyek Benoa Maritime Tourism Hub bersama Komisi VI DPR RI.
Pengembangan kawasan yang dikelola oleh Pelindo III ini juga direncanakan akan menyediakan berbagai fasilitas pariwisata, termasuk produk UMKM di dalamnya. Dengan itu Erick Thohir mengatakan keterlibatan pelaku usaha lokal bukan hanya wacana yang memang kongkret akan dilakukan. “Pada zona I akan diisi penuh oleh produk lokal, bukan asing. Dengan itu kami akan melibatkan pengusaha lokal swasta ataupun lainnya yang bisa kita sinergikan, kita akan sangat terbuka,” ungkapnya.
Erick Thohir mengatakan, pemerintah sangat fokus mengembangkan kawasan Pelabuhan Benoa yang dikelola oleh Pelindo III, sebagai pintu masuk gerbang wisatawan melalui kunjungan kapal pesiar (cruise) dan kawasan destinasi wisata baru di Bali dan wisata maritim di Indonesia. Selain itu, pengembangan kawasan tersebut juga akan dilengkapi fasilitas penunjang, sehingga akan berdampak langsung pada pendapatan negara dan perekonomian masyarakat lokal sekitar.
Dikatakannya, pengembangan Pelabuhan Benoa ini menjadi sangat penting dilakukan, mengingat ke depan kedatangan wisatawan tidak hanya dari udara, namun juga laut sehingga infastruktur harus dipersiapkan. Menurutnya, Bali sebagai jantungnya pariwisata Indonesia namun dari segi infastruktur masih ketinggalan, sehingga pembangunan harus dipercepat dan saat ini dikatakannya merupakan waktu yang tepat untuk berbenah.
Bendesa Adat Pedungan I Gusti Putu Sugiartha yang hadir dalam acara yang juga dirangkaikan dengan peresmian tempat melasti, mengatakan harapannya kepada pemegang kebijakan dan keputusan agar nantinya UMKM terutama yang ada di wilayah Pedungan dan Bali pada umumnya ikut dilibatkan. Sedikit tidaknya 75 persen diperuntukkan bagi UMKM di Bali. “Demikian dari segi biaya agar masyarakat kita yang yang di sekitar dimudahkan. Kalau yang usahanya sudah lebih besar, bisalah disesuaikan dengan standar,” katanya. *wid