Tabanan (bisnisbali.com) –Kartu tani diluncurkan untuk membantu petani dalam pengurusan segala keperluan seperti pupuk bersubsidi maupun bantuan lainnya. Namun sayangnya, pendistribusian kartu ini masih kurang direspons. Di sejumlah titik, pendistribusian kartu tani tidak dihadiri 100 persen petani.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, mengungkapkan, hingga kini dari alokasi 21 ribu kartu tani yang sudah keluar dari Kementerian Pertanian baru sekitar 7.000-8.000 yang sudah tersebar atau tersalurkan. Kecilnya realisasi pendistribusian tersebut karena rata-rata per hari hanya mampu menyalurkan 150-200 kartu.
“Salah satunya terjadi di daerah Penebel, khususnya di Tegal Linggah dari rencana pembagian kartu tani mencapai 160 lebih, namun realisasinya hanya bisa membagikan 50 kartu tani saja,” tuturnya.
Menurut Wiadnyana, sejumlah petani masih kurang responsif terhadap program tersebut, padahal kartu tani ini penting. Sebab, nantinya jika pemerintah memberlakukan kartu tani penuh, petani yang tidak mengantongi kartu tersebut tidak akan bisa menikmati kemudahan tarmasuk pembelian pupuk bersubsidi dari pemerintah. Di sisi lain, katanya, mekanisme pendistribusian kartu tani ini sendiri, pihaknya sebelumnya sudah menugaskan PPL dan pekaseh untuk memanggil atau mengundang petani (penerima kartu tani) untuk bisa mengambil kartu tani.
Saat ini kartu tani yang belum tersalurkan sekitar 13 ribuan, sedangkan kartu tani yang belum terbit ada sekitar 14 ribuan. Paparnya, kartu tani ini beberapa sudah disalurkan di antaranya ke Selemadeg Barat, Selemadeg, Selemadeg Timur, dan Tabanan. Saat ini daerah yang belum sama sekali tersentuh untuk penyaluran kartu tani di Kabupaten Tabanan ada tiga, yakni Kediri, Marga, dan Kerambitan. *man