Wabup Suiasa Tegaskan Badung Aman Dikunjungi Wisatawan
Mangupura (bisnisbali.com) –Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa tak menampik dampak virus corona terhadap pariwisata. Terlebih Badung yang merupakan barometer pariwisata Bali. Berdasarkan koordinasi dengan berbagai pihak, seperti praktisi pariwisata, pemerhati, lembaga sosial masyarakat (LSM), bahkan pemerintah pusat, Kabupaten Badung telah mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu.
Pertama, menghilangkan rasa takut dan khawatir terhadap virus yang tengah merebak di beberapa negara, khususnya Tiongkok. “Jadi, saat ini tidak hanya perlu memikirkan obat dari virus ini, tapi menghilangkan rasa worry, takut atau khawatir wisatawan untuk datang ke sini. Sekarang ini kan, orang tidak terjangkit atau terdampak, tapi khawatir untuk datang,” ungkapnya, didampingi Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr. I Nyoman Gunarta dan Direktur RSD Mangusada, dr. I Ketut Japa, Jumat (14/2) di Puspem Badung.
Hal itu bukan tanpa alasan. Pemkab Badung telah berupaya optimal menerjunkan Dinas Kesehatan untuk melakukan surveilans ke kantong-kantong wisatawan di Gumi Keris. Termasuk secara periodik melakukan pengecekan ke akomodasi pariwisata. “Hasilnya, sampai saat ini belum ada yang terindikasi terkena virus corona,” jelasnya.
Selanjutnya, dalam hal pencegahan, Pemkab Badung lanjut Suiasa, juga sudah berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura guna screening penumpang yang masuk ke Bandara Ngurah Rai. Termasuk pelabuhan-pelabuhan sebagai pintu masuk ke Bali. “Sehingga kami senantiasa mendapat informasi up to date,” katanya.
Tak sampai di situ, seandainya pun ada yang terpapar virus corona, pihaknya telah melakukan persiapan penanganan. Seperti di RSD Mangusada, telah disiapkan ruang isolasi. Setidaknya ada tiga ruangan yang disiapkan. “Kami juga sudab menyiapkan sumber daya, seperti tenaga medis yang akan melakukan penanganan. Termasuk alat-alat yang dibutuhkan secara teknis,” jelasnya.
Dengan demikian, Suiasa memastikan, hingga kemarin Badung masih aman. “Badung masih safe. Perlu saya sampaikan ke publik bahwa rasa worry datang ke Bali, khususnya Badung agar tak terjadi lagi,” tegasnya.
Terkait dengan dampak terhadap kunjungan wisatawan yang menurun, pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata. Guna mencapai target, salah satu yang diusulkan adalah membuka kembali slot penerbangan direct Bali-India. “Karena beberapa tahun lalu, wisatawan India sempat mendominasi, lebih banyak daripada Tiongkok. Namun karena diputusnya direct penerbangan Bali ke India, jumlahnya menurun,” katanya.
Selanjutnya terkait harga tiket, diusulkan agar dipertimbangkan kembali dari segi harga. Sehingga menarik wisatawan untuk datang. Sebab, menurutnya pariwisata tidak lepas dari transportasi, dalam hal ini penerbangan dari satu lokasi ke lokasi lain.
Pihaknya juga berharap agar dibuatkan sistem dalam menghadapi situasi, baik kebencanaan atau seperti dampak virus saat ini yang tergolong force majeure. “Kalau sudah ada kondisi semacam ini, sudah ada langkah yang terstruktur, sistematis, dan masif sehingga tidak bersifat insidentil seperti saat ini. Ini sudah saya sampaikan ke Pak Menteri semalam,” ujarnya.
Pihaknya juga kembali melirik wisatawan domestik (wisdom). Sebab, setelah dikaji, baik dari segi lama masa tinggal (length of stay) dan pengeluaran uangnya untuk berbelanja (spend of money) tak kalah dengan wisatawan mancanegara (wisman). “Ini penting mendapat formulasi dan kami sudah sampaikan ke Pak Menteri,” tandasnya. *adv