Tabanan (Bisnis Bali) –Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti yang juga selaku Ketua Umum Badan Pengelola DTW Tanah Lot, membagikan ‘’pah-pahan’’ Tahun 2019 kepada Desa Pakraman Beraban, Pura Tanah Lot dan Pura pendukung di sekitar kawasan Tanah Lot, serta 22 Desa Pakraman se-Kecamatan Kediri, bertempat di Wantilan Pura Luhur Pekendungan, Beraban, Kediri, Kamis (13/3).
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tabanan, I Gede Susila, Manajer Operasional DTW Tanah Lot Toya Adnyana, Bendesa Adat Beraban dan seluruh Bendesa Adat se-Kecamatan Kediri, serta pengurus Pura Luhur Tanah Lot dan Pura pendukung lainnya di kawasan DTW Tanah Lot.
Toya Adnyana menjelaskan, DTW Tanah Lot, secara rutin tiap tahunnya membagikan pah-pahan kepada Pemkab Tabanan, Desa Pakraman Beraban, dan Pura pendukung yang ada di kawasan Tanah Lot, serta Desa Pakraman se-Kecamatan Kediri. “Mohon maaf penyerahan ini harusnya di Januari namun mengalami keterlambatan karena berbagai kesibukan kita semua,” jelasnya.
Untuk saat ini ia mengatakan kunjungan wisatawan lokal maupun asing ke Tanah Lot mengalami sedikit penurunan. Diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya perang dagang internasional dan isu virus corona. “Biasanya secara global limit kunjungan kami 5 sampai 6 sampai 7, sekarang limit 5 sampai 6. Mudah-mudahan itu nanti cepat selesai dan DTW Tanah Lot terus bisa eksis,” imbuhnya.
Menyikapi hal tersebut, Bupati Eka mengimbau agar selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Ida Sesuhunan Pura Luhur Tanah Lot. “Dengan kehadiran DTW. Tanah Lot ini, bisa memberi manfaat, kemakmuran, kehidupan untuk masyarakat kita Tabanan secara umum, juga kepada 22 Desa pakraman yang ada di seputaran kawasan DTW Tanah Lot,” ungkapnya.
Untuk itu, Ia mengatakan harus wajib untuk selalu bersyukur, karena meskipun ada berbagai isu internasional, Tanah Lot tidak pernah sepi dari kunjungan. Meskipun isu tersebut memberi sedikit dampak penurunan pada kunjungan. “Tidak pernah sepi Tanah Lot, walaupun sekarang ada virus corona, virus babi, virus macam-macam, tapi yang namanya Tanah Lot ini Astungkara masih diminati,” ujarnya.
Meskipun penurunan mencapai 16 persen dari tahun sebelumnya, dikatakannya tidak sebanding dengan tempat-tempat lain. “Tempat lain betul-betul sepi, tidak ada pengunjung, wisatawan tidak mau datang. Tapi di Bali, khususnya di Tabanan di Tanah Lot, tamu masih banyak masuk ke Tanah Lot. Artinya Taksu Ida Bhatara niki sangat luar biasa sekali,” ujar Bupati Eka di hadapan seluruh undangan yang hadir saat itu.
Ke depan, ia berharap, persatuan dan rasa memiliki dijaga terus. Karena menurutnya, DTW bukan hanya mampu mendatangkan banyak kunjungan wisatawan, beriringan dengan hal tersebut sudah tentu masalah pun pasti banyak. “Oleh karena itu, saya harapkan semua menjaga administrasi, pertanggungjawaban, dijalankan dengan baik,” pinta Bupati Eka. *adv