Mangupura (bisnisbali.com) –Sebelum merebaknya virus corona, produk fashion Tiongkok membanjiri pasar mulai dari busana dewasa, remaja hingga anak – anak. Namun setelah impor dari negeri tirai bambu ini distop, produk baju anak-anak impor masih tampak membanjiri pasar dan tetap tinggi peminat.
Pemilik toko busana anak – anak di jalan Raya Canggu, Kuta Utara, Siti mengatakan konsumen lebih memilih produk impor ini, karena dari segi kualitas jauh lebih baik ketimbang produk lokal. Dari segi harga juga tergolong jauh lebih murah dibandingkan produk dengan kualitas yang sama.
“Kualitas produk Tiongkok ini sangat bagus. Kualitasnya sekelas produk distrow dengan bahan kelas katun combed,” ucapnya. Sehingga sangat nyaman bila digunakan anak-anak, makanya produk ini sangat tinggi peminat.
Dikatakan, pihaknya mengetahui adanya larangan impor dari Tiongkok akibat merebaknya virus corona. Namun diakui, suplayer yang memasok barang ke tokonya masih memiliki stok barang di Jakarta, sehingga tidak ada kendala barang karena menjelang hari Raya Galungan permintaan busana anak meningkat hingga 200 persen dibandingkan hari biasa.
Produk Tiongkok ini dari segi penampilan juga lebih beragam dan mengikuti perkembangan anak-anak seperti gambar tokoh kartun, barbie, dinosaurus, robot dan lainnya sehingga lebih menarik. “Permintaan tidak ada penurunan, bahkan meningkat karena mau hari raya Galungan ini. Kayaknya gak ada sih kekhawatiran konsumen terhadap produk impor ini,” tukasnya.
Sementara produk lokal dari segi bahan kerapkali kalah, karena kualitas di bawah produk impor dengan harga yang sama. Kondisi ini tentu saja membuat konsumen beralih ke produk impor. Karena hanya dengan Rp100 ribu sudah memperoleh 3 kaos anak-anak dengan kualitas yang bagus. Itu harga produk termurah, meski ada item dengan kualitas yang lebih baik dan tentunya harga mengikutinya.*pur