Denpasar (bisnisbali.com) –Perbankan masih optimistis kinerja pada triwulan I tahun ini tetap on the track sesuai rencana bisnis bank, meski dibayangi kasus corona yang rentan mempengaruhi sektor pariwisata. Berdasarkan historisnya triwulan I dari sisi kinerja memang tidak tinggi dibandingkan triwulan II maupun hingga triwulan IV.
“Kinerja perbankan pada triwulan I masih berjalan sesuai tracknya, mengingat proyek-proyek pemerintah belum berjalan. Nanti setelah masuk triwulan II baru kinerja terasa ada peningkatannya,” kata Dirut Bank BPD Bali, Nyoman Sudharma di Renon, Rabu (12/2).
Ia mengatakan berdasarkan historisnya inilah adanya kasus corona yang terjadi di Tiongkok belum mempengaruhi secara langsung terhadap pembiayaan kredit perbankan di Bali. Kendati BPD Bali membiayai kredit di sektor pariwisata namun tidak secara langsung ke hotel besar. Penyaluran kredit ke sektor lebih kecil seperti guest house dan hotel-hotel kecil.
“Sampai saat ini belum ada pengaruhnya dengan pelaku usaha guest hotel dari tidak adanya kunjungan wisatawan tiongkok ke Bali. Kendati demikian, kami masih assesment kembali mengingat bulan-bulan ini low season, sementara peak season wisman Tiongkok umumnya saat Imlek,” ujarnya.
Begitupula pengaruh ke pembiayaan untuk travel agent yang paling terkena dampak dari kasus corona, diakuinya, bank lokal Bali ini tidak ada penyaluran ke segmen tersebut. Bank tidak membiayai travel agent namun lebih banyak ke pemain lokal Bali.
Ia pun memprediksi kejadian virus corona tidak seperti kejadian yang menimpa Bali sebelumnya. Virus corona terjadinya di Tiongkok, beda dengan sebelumnya seperti kondisi bom Bali maupun erupsi Gunung Agung di mana hotel sampai mempekerjakan karyawan hanya seminggu dalam sebulan dan ekonomi di sekitar Gunung Agung dan Karangasem sempat lumpuh, termasuk penutupan bandara.
Karena itu ia menilai dampaknya tidak terlalu besar. Selain itu Bank BPD Bali fokus pembiayaan ke sektor pertanian, tidak menyalurkan kredit ke ekspor komoditas pertanian. Ia memprediksi, jika kasus corona berlarut-larut, sektor pariwisata dipastikan akan terganggu. Sektor unggulan pariwisata di tiga wilayah yaitu Denpasar, Badung dan Gianyar, 70 persen didominasi pariwisata, sisanya pertanian. Diakui bila pasokan kebutuhan pariwisatanya rendah, otomatis serapan sektor pertanian juga terpengaruh.
Disinggung bila kejadian kasus berlangsung lama dan berimbas pada pelaku usaha di sektor pariwisata?. Nyoman Sudharma menyampaikan tentu akan melakukan beberapa mitigasi sama halnya seperti kejadian yang berimbas pada kredit debitur pada umumnya. Perbankan siap melakukan restrukturisasi di antaranya memberikan perpanjangan waktu pembayaran kredit, perubahan syarat kondisi, perubahan jadwal langsung.
Ia pun menegaskan kembali, kasus corona belum terlihat dampaknya pada bisnis bank karena Bank BPD Bali lebih banyak menyalurkan kredit ke UMKM dan perdagangan. Sementara ke sektor pariwisata langsung dikatakan penyalurannya tidak terlalu besar.
Saat ini ia tengah mengumpulkan data dari seluruh cabang Bank BPD Bali dan melakukan assestmen terhadap nasabah yang terdampak langsung dari kelesuan pariwisata akibat virus corona. *dik