ERA revolusi industri 4.0 yang serba digital, menjadi inspirasi bagi Putu Nova Putra Wijaya, untuk membuat produk oleh – oleh khas Bali berbasis digital. Oleh – oleh seperti t-shirt, mug dan tote bag, menjadi produk oleh – oleh biasa yang ditawarkan di tiap objek wisata. Dari oleh – oleh yang bersifat tradisional tersebut, disulap menjadi oleh – oleh zaman now yang berbasis digital.
Putu Nova Putra Wijaya, penggagas oleh – oleh Bali Punya Cerita, berupaya menggabungkan antara teknologi digital dengan budaya dan kearifan lokal Bali. Karena di era revolusi industri 4.0 ini, pemanfaatannya teknologi menjadi sebuah keniscayaan bila ingin dapat bersaing. “Dengan menggunakan sentuhan teknologi, oleh -oleh yang biasa dapat menjadi sebuah produk oleh – oleh yang unik dan menarik. Tapi yang terpenting memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi ketimbang oleh – oleh biasa selain ada unsur pelestarian budaya,” terang Nova, di ruang Inkubator Bisnis Kampus Unhi Denpasar.
Dikatakan, ia mengembangkan produk oleh – oleh dengan sentuhan teknologi ini mulai 2019, sebelumnya ia hanya membuat oleh – oleh biasa. Wisatawan bisa mendapatkan nilai lebih dari oleh – oleh tersebut, yaitu dapat mengakses dan mengetahui cerita di balik sebuah objek wisata.
“Di tiap produk olah – oleh ada QR code, jadi wisatawan harus mendownload aplikasi Bali Punya Cerita di play store, kemudian di scan QR code -nya maka akan muncul konten – konten cerita tentang objek wisata seperti Sangeh, ada foto dan video tentang bagaimana itu Sangeh atau objek wisata lainnya di Bali,” ungkapnya. Produk ini menjadi sangat eksklusif karena disajikan dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Mandarin. “Tapi untuk bahasa Inggris dan Mandarin berupa subtitle. Kami ingin membuat oleh – oleh yang wah dan berkesan bagi wisatawan,” tukasnya.
Dia mengaku ingin mengangkat kearifan lokal masyarakat Bali sekaligus berperan dalam pelestarian budaya dan pengembangan objek wisata. “Saat ini saya tengah mendekati sejumlah objek wisata dan desa wisata untuk diajak bekerja sama,” tukasnya.
Nova mengaku, ingin berkontribusi terhadap daerah tempat objek wisata berada dengan membagi persentase keuntungan. “Secara tidak langsung, kami juga mempromosikan Bali,” pungkasnya. *pur