Tabanan (bisnisbali.com) –Lembaga Perkreditan Desa ( LPD) Desa Adat Bedha menggelar laporan pertanggung jawaban (LPJ) tutup buku tahun 2019 pada, Minggu (9/2). Acara yang digelar di Gedung LPD Desa Bedha, LPD Desa Adat Bedha melaporkan perolehan laba tahun 2019 mencapai Rp5.140.952.720, sehingga dari perolehan laba tersebut 20 persen diserahkan ke desa adat berupa pahpahan mencapai Rp1.028.190.544.
Kepala LPD Desa Adat Bedha, I Made Sunarta, S.E., dalam laporannya mengatakan, perkembangan modal, laba dan aset LPD Bedha menujukkan perkembangan yang menggembirakan. Itu tercermin LPD Bedha yang pada 1993 hanya mengantongi modal Rp33.196.590, laba Rp5.399.064 dan aset hanya Rp106.561.819. Dari jumlah tersebut per 31 Desember 2019 berkembang menjadi untuk modal Rp34.351.039.957, laba Rp5.140.952.720, dan aset mencapai Rp184.057.086.000.
“Melihat dari sumber dana, memang peningkatannya cukup signifikan. Namun, itu tidak diimbangi dengan pelemparan kredit, mengingat kondisi ekonomi yang melesu dicerminkan dengan tidak adanya kepastian dari perputaran usaha, sehingga membuat pengajuan kredit juga jadi menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tuturnya.
Di sisi lain jelas Sunarta, berbanding terbalik dengan jumlah penyaluran kredit, di sisi tabungan dan deposito dengan ditopang oleh 38 banjar adat dari tiga kecamatan, dan 7 desa dinas dengan jumlah KK berkisar 3.500 terjadi pertumbuhan yang cukup meningkat signifikan. Per 31 Desember 2019 lalu, dari sisi pasiva tabungan mencapai Rp67.483.179.000 dan simpanan berjangka (deposito) mencapai Rp88.355.408.000. Sambungnya, 2020 ini dengan perencanaan dan sejumlah strategi bisnis, pihaknya optimis akan terjadi peningkatan laba, bahkan ditargetkan dipasang di angka di atas Rp5,5 miliar.
“Salah satunya, kami upayakan dengan menggenjot petumbuhan wirausaha muda yang kemudian diberikan kemudahan berupa keringanan bunga kredit. Upaya tersebut tidak saja menumbuhkan ekonomi masyarakat desa, namun juga mampu menopang perputaran kredit sekaligus ikut serta dalam pengembangan pariwisata di Desa Adat Bedha,” tandasnya.
Lanjutnya dalam acara LPJ yang dihadiri oleh Ketua Lembaga Pemberdayaan Lembaga Perkreditan Desa (LPLPD) Kabupaten Tabanan, Dewa Astina, Tokoh Masyarakat Bedha yang juga Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga, Bendesa Adat I Nyoman Surata dan sejumlah masyarakat Desa Adat Bedha, dari pencapaian tersebut LPD Bedha memberikan pahpahan atau pembagian keuntungan LPD. Yakni, 60 persen untuk modal LPD, 20 persen diberikan ke desa adat, 10 persen dibagikan ke jasa produksi atau pengelola LPD, 5 persen ke sosial, dan 5 persen dana disetor ke provinsi. Terangnya, pahpahan yang disetorkan ke desa adat ini tidak sepenuhnya milik desa adat, karena itu dikembalikan lagi ke masing-masing banjar adat hingga KK di wilayah Desa Adat Bedha.
“Artinya dari perolehan laba tersebut LPD Bedha telah bersumbangsih pada desa adat, banjar adat dan krama Adat Bedha,” ujarnya.
Sementara itu, Pengawas LPD Bedha yang juga mantan Ketua LPLPD Provinsi Bali, I Nyoman Arnaya, S.E., dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, jika dilihat dari pencapaian LPD di seluruh Bali, maka dengan mengacu pada pencapaian aset yang berhasil diraih memposisikan LPD Bedha ini berada di peringkat 18 sedangkan untuk pencapaian laba berada di posisi 12 dari total jumlah LPD di Bali yang mencapai 1.445. Bercermin dari itu terangnya, LPD Bedha berada dalam kategori sehat.*man