Denpasar (bisnisbali.com) –Memasuki Februari 2020, Joni Agung & Double T kembali mengeluarkan album dengan format CD yang bertajuk “Semara Ratih”. Album ini dipersembahkan sebagai wadah refleksi perjalanan band beraliran Reggae ini selama hampir 17 tahun berkarya original dalam tujuh album hingga sekarang.
Joni Agung & Double T selalu berproses untuk mendewasakan diri dan belajar untuk berpikir, berbicara dan bertingkah laku yang diaplikasikan dalam bentuk karya-karya lagu. Konsep ’’Semara Ratih’’ ini menyasar komunitas dan penikmat lagu karya Joni Agung & Double T yang hampir sebagian besar adalah anak muda agar dalam masa transisi menikmati karya baik itu dalam bentuk fisik maupun pertunjukan selalu mengambil intisari pesan keharmonisan yang ada dalam tiap penyampaian.
Joni Agung yang juga selaku vokalis mengatakan album yang berisikan 20 tracks ini awalnya hanya dirancang untuk menampung 17 lagu baru yang diproses di studio Pregina Sanur selama kurang lebih satu tahun. Namun dengan pertimbangan untuk mengapresiasi para penikmat yang gemar mengoleksi fisik, akhirnya ditambahkan bonus tracks sebanyak tiga lagu yang telah dirilis sebelumnya di digital store, yaitu “Ogoh Ogoh”, “SKA Genjek SNI” dan “Datanglah Padaku”.
“Tidak ada target dalam penjualan album kami, hanya komitmen untuk selalu berkarya dan memperkuat jati diri, dan menikmati proses berkarya adalah yang utama bagi kami sehingga antara seniman dan penikmat ada keterikatan batin dalam mengapresiasi karya dan menjadi keluarga dalam tiap perjalanan,” ujar Joni Agung di Denpasar, Kamis (6/2).
Komposisi lagu yang ada di dalam album Semara Ratih ini menampilkan beberapa kolaborasi seniman, seperti Gus Teja dengan instrumen sulingnya dalam lagu “Peteng di Kintamani”, Gung Jack (soullast) yang ikut bernyanyi dalam lagu “Bukan Aku”, serta Dewa Ayu Trias berduet dengan Joni Agung dalam lagu “Selalu Begitu”. Tak ketinggalan Suradipa ikut terlibat dalam mengisi akustik gitar di lagu “Semara Ratih”.
“Berbagai genre musik kami coba padukan dalam beberapa komposisi, tapi tetap dalam fondasi Reggae, seperti lagu Pak Agus dengan pengaruh nuansa latin untuk mengajak pendengar menikmati suasana latin, lagu Reggae Techno yang dikemas dalam nuansa Reggae berbalut techno, lalu unsur rock steady juga sangat kental di lagu Bukan Aku, serta nuansa alam world music ada pada lagu Peteng di Kintamani,” jelasnya.
Dikatakannya, tema-tema lagu yang dituangkan dalam lirik pun tetap mengangkat isu-isu sosial budaya dan asmara kekinian sehingga untuk penyampaian pesan pun dicoba untuk berbagi sesederhana mungkin, sehingga mudah dicerna dan bisa diperdalam maupun diperluas oleh pendengar. Seperti dalam beberapa lirik lagu berjudul “Hak Guna Pakai”, “Tipu-tipu”, “Kemerdekaan”, dan “Hanya Kamu”.
“Semoga album yang kami persembahkan ini tetap bisa menghibur serta bermanfaat bagi para pencinta, dan kami merencanakan untuk melakukan tour promo pengenalan album ini hingga ke luar Bali. Dalam waktu dekat ini kami juga akan tampil di Jawa Barat Reggae Star Festival pada 29 Februari 2020, dan selanjutnya akan melakukan pengenalan di kabupaten/kota di Bali,” tutup Joni Agung. *dar