Denpasar (bisnisbali.com) –Akselerasi kinerja perekonomian Bali pada triwulan IV 2019 didukung dari sisi lapangan usaha, terutama bersumber dari meningkatnya kinerja penyediaan akomodasi makan-minum (akmamin). Lapangan usaha akmamin tercatat tumbuh 6,03 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yaitu 5,54 persen (yoy).Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali Trisno Nugroho di Renon, Kamis (6/2) kemarin mengatakan, peningkatan kinerja akmamin tersebut sejalan dengan lebih tingginya angka pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali di periode tersebut.
“Mulai turunnya tiket pesawat angkutan udara juga mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik. Kondisi ini disebabkan oleh datangnya masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru),” katanya.Ia mengatakan memasuki triwulan IV tahun 2019, perekonomian Bali tumbuh terakselerasi, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kinerja perekonomian Bali pada triwulan IV tercatat tumbuh 5,51 persen (yoy), meningkat setelah triwulan sebelumnya (triwulan III 2019) tumbuh melambat 5,34 persen (yoy).
“Pertumbuhan ekonomi Bali tersebut, masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama 4,97 persen (yoy),” ujarnya.
Sementara itu dari sisi permintaan, konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2019 tercatat tumbuh sebesar 10,40 persen (yoy), meningkat signifikan dibanding triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi (-2,55 persen).
Peningkatan kinerja ekonomi Bali, juga didukung oleh meningkatnya kinerja industri pengolahan. Dari sisi komponen permintaan, akselerasi kinerja ekonomi Bali pada triwulan IV 2019 didorong oleh akselerasi kinerja konsumsi pemerintah dan tetap kuatnya kinerja konsumsi rumah tangga. Meningkatnya konsumsi pemerintah didorong oleh perbaikan kinerja PAD khususnya dikabupaten/kota sejalan meningkatnya jumlah kunjungan wisman. Seiring dengan hal tersebut, tetap kuatnya kinerja konsumsi rumah tangga didukung oleh melandainya tingkat inflasi dan membaiknya kinerja pariwisata.
Kendati demikian, Trisno menyampaikan, akselerasi kinerja ekonomi Bali yang lebih tinggi tersebut agak tertahan oleh melambatnya kinerja lapangan usaha pertanian seiring dengan musim kemarau yang panjang dan tertahannya kinerja konstruksi disebabkan oleh pergeseran penyelesaian pembangunan beberapa proyek konstruksi.
Trisno mengakui, untuk keseluruhan 2019, kinerja ekonomi Bali tercatat tumbuh 5,63 persen (yoy), melambat dibanding 2018 yang tumbuh 6,33 persen (yoy). Perlambatan kinerja ekonomi Bali tersebut, terutama disebabkan oleh pengerjaan proyek konstruksi yang tidak semasif tahun 2018, seiring dengan adanya penyelenggaraan IMF-World Bank Annual Meeting 2018, sehingga menahan kinerja konstruksi dan investasi.*dik