Minggu, November 24, 2024
BerandaBadungTangani Virus ASF, Adi Arnawa Instruksikan OPD Tingkatkan Koordinasi

Tangani Virus ASF, Adi Arnawa Instruksikan OPD Tingkatkan Koordinasi

Penyeberan virus ASF menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Badung, di samping berkaitan dengan pendapatan masyarakat dalam hal ini peternak babi juga berkaitan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang sudah dekat.

Mangupura (bisnisbali.com) –Penyeberan virus ASF menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Badung, di samping berkaitan dengan pendapatan masyarakat dalam hal ini peternak babi juga berkaitan dengan Hari Raya Galungan dan Kuningan yang sudah dekat. Untuk itu Sekretaris Daerah Kabupaten Badung Adi Arnawa didampingi Asisten II dr. Gede Putra Suteja dan Kabag SDA IGN Gunawan memimpin rapat penanganan penyebaran virus ASF bertempat di Puspem Badung, Rabu (5/2). Rapat ini dihadiri OPD terkait, perwakilan camat dan perwakilan Kelompok Tani Andalan (KTA) Kabupaten Badung.

Dalam rapat tersebut Sekda Adi Arnawa menginstruksikan kepada OPD teknis maupun OPD terkait lainnya untuk meningkatkan sinergitas guna mempercepat proses penyelamatan sentra ternak babi yang berbasis kemasyarakatan di Kabupaten Badung. “Kita prihatin sekaligus sedih dengan apa yang terjadi saat ini. Tentu ini menjadi pukulan berat bagi para peternak kita, karena berdampak dan berpengaruh langsung pada sisi kestabilan ekonomi maupun pada sisi ketersediaan pangan masyarakat. Dalam beberapa hari ke depan kita akan menyambut hari raya, yang tentunya juga akan berpengaruh terhadap supply-demand daging babi yang memang menjadi kebutuhan pokok masyarakat saat Galungan dan Kuningan. Untuk menjamin kesehatan daging yang akan dikonsumsi masyarakat saya minta kepada OPD teknis menyiapkan dokter hewan untuk melakukan pendampingan dan pemeriksaan terhadap hewan yang akan dipotong saat penampahan,” tegasnya

Untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran ASF, Sekda meminta semua camat untuk mengumpulkan kadus/kaling di wilayah masing-masing guna memudahkan OPD teknis dalam memberikan sosialisasi informasi yang benar untuk meredam keresahan dan kepanikan masyarakat tentang ASF. “Bisa juga kita buatkan pamflet sosialisasi pencegahan penyebaran virus ASF yang simpel sehingga mudah dipahami masyarakat. Sembari kita menyiapkan formulasi payung hukum untuk memberikan dana kompensasi guna meringankan beban kerugian peternak kita, tanpa harus melanggar aturan sehingga tidak menjadi temuan di kemudian hari,” imbuhnya.

Sementara itu Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gede Asrama melaporkan, peternakan babi menjadi salah satu sentra unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Badung, mengingat sebagian besar masyarakat pedesaan di Badung merupakan pelaku langsung usaha ternak babi. Kecamatan Abiansemal dan Mengwi menjadi daerah yang terdampak virus penyebaran ASF paling tinggi di wilayah Kabupaten Badung dengan jumlah ternak babi yang mati per 4 Februari 600 ekor. Sementara untuk keseluruhan wilayah Kabupaten Badung sebanyak 804 ekor (sekitar 5%) dari 12 ribu ekor populasi babi yang ada.

Dikatakan, untuk Provinsi Bali ini merupakan kasus yang baru dalam penyebaran virus ASF, setelah terjadi hal yang serupa di Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Kasus ASF di Bali pertama kali muncul di sentra peternakan babi yang berada di daerah Suwung Denpasar, yang diindikasikan sentra peternakan tersebut memanfaatkan limbah hotel, restoran maupun bandara sebagai sumber pakan ternaknya tanpa melalui proses pemasakan yang baik dan benar terlebih dahulu. “Setelah muncul di daerah Denpasar baru menyebar ke Badung dan Tabanan. Untuk mencegah penyebaran ASF kami sudah melakukan langkah penanggulangan secara cepat dengan memberikan vaksinasi maupun melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang warga. Kami juga berharap masyarakat lebih proaktif dalam memberikan laporan tentang kondisi hewan ternaknya kepada Dinas Pertanian dan Pangan sehingga kami bisa menyiapkan tim untuk melakukan penanganan,” terang Asrama.

Dikatakan, mengingat virus ASF belum ada obatnya sampai saat ini, untuk itu Dinas Pertanian sudah melakukan pengambilan sampel darah dengan melibatkan pihak kedokteran hewan Unud yang nantinya dikirim ke BBvet Medan sebagai laboratorium rujukan untuk pengujian penyakit babi, guna memperoleh hasil klinis yang akurat sehingga penanganannya bisa tepat. *sar

Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer