Denpasar (bisnisbali.com)-Akibat cuaca ekstrem belakangan beberapa harga kebutuhan pokok khususnya komoditi pertanian mulai merangkak naik. Seperti halnya harga cabai yang sudah beberapa pekan terus merangkak naik, disusul harga bawang putih.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, Nyoman Tangkas Sugiarta, S.E. M.Si., Selasa (4/2) mengatakan kenaikan harga bawang putih kemungkinan karena pembatasan jumlah impor dan juga persoalan distribusi.
Dari data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, harga bawang putih mulai naik dari Rp49.875 per kilogram menjadi Rp52.875 per kilogram sementara harga cabai masih ada di kisaran Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
Nyoman Tangkas mengatakan masih mahalnya cabai ini dikarenakan produksinya di tingkat petani juga terbatas. Bali biasanya mendapatkan pasokan cabai dari Lombok dan Jawa Timur. ”Tetapi akibat cuaca rupa-rupanya produksi cabai hampir di seluruh Indonesia mengalami penurunan. Ini menyebabkan harga cabai masih mahal, bahkan di seluruh Indonesia kecuali Aceh,” ujarnya.
Harga per Selasa (4/2), cabai merah besar berada di harga Rp70.625 per kilogram, cabai merah keriting Rp65.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp77.000 per kilogram dan cabai rawit hijau Rp35.750 per kilogram.
Terkait bawang putih yang saat ini mulai terlihat adanya kenaikan harga, menurut Tangkas pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk bisa mengetahui penyebab dari kenaikan ini. Seperti diketahui, pasokan bawang putih Indonesia juga dipenuhi oleh impor dari negeri Tiongkok. ”Belum pasti apakah kenaikan harga ini karena adanya pembatasan impor bawang putih dari Tiongkok karena mewabahnya virus corona di negara tersebut atau karena permasalahan distribusi. Jadi kami masih koordinasi dulu,” tukasnya.
Meski mulai merangkak naik, tetapi kenaikan bawang putih masih belum signifikan atau hanya enam persen dibandingkan hari sebelumnya. Sementara untuk bahan pokok lainnya rata-rata stabil dan tidak mengalami kenaikan. ”Ada 19 bahan pokok yang kami pantau harganya. Selain cabai dan bawang putih, lainnya harganya stabil. Beras bahkan di bawah HET baik yang medium maupun premium,” ungkap Tangkas.
Untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok menjelang Hari Raya Galungan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali rencananya menggelar pasar murah. Pada bulan ini direncanakan pasar murah di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Marga, Tabanan, Kecamatan Selat, Karangasem, Kecamatan Dawan, Klungkung dan Kecamatan Seririt, Buleleng. ”Pasar murah ini, menggandeng Pemkab setempat serta Bulog, Pertamina dan Petani Agro. Harga yang diberikan sesuai HET sehingga lebih meringankan masyarakat,” katanya.
Untuk melaksanakan pasar murah pada 2020 ini, pihaknya mengaku mendapat alokasi dana dari APBD dan APBN masing-masing Rp99 juta.*pur