Denpasar (bisnisbali.com) –Belum lama ini media sosial digegerkan dengan video viral kecurangan yang dilakukan petugas sebuah SPBU di Gianyar. Video tersebut kemudian mendapat tanggapan dari khalayak, lantaran memang kerap dialami oleh banyak orang. Namun sayangnya, menurut Ketua Yayasan Konsumen Bali, Ketut Udi Prayudi, selama ini kebanyakan konsumen yang dirugikan memilih diam karena nilai kerugian tidak terlalu besar.
Hal tersebut sangat disayangkan Udi. Sekecil apa pun kerugian yang dialami konsumen seharusnya dilaporkan agar kasus serupa tidak berulang terus. “Dulu saya sering menerima pengaduan terkait kecurangan SPBU, tetapi belakangan sudah gak ada lagi. Selain mereka malas mengadu karena nominal kecil, biasanya langsung diselesaikan di lapangan dan konsumen tidak mau lagi membeli di SPBU itu,” ungkap Udi, Jumat (31/1) di Denpasar.
Untuk melindungi hak konsumen, ia berharap Pertamina harus memberikan teguran keras kepada SPBU-SPBU yang curang tersebut. “Menurut saya perlu juga diinvestigasi apakah kecurangan tersebut karena ulah oknum karyawan atau memang atas perintah pemilik/manajemen,” tukasnya.
Pertamina juga diharapkan memberikan sosialisasi kepada seluruh pemilik SPBU akan memberikan tindakan yang tegas sampai penutupan SPBU apabila ada SPBU yang melakukan tindakan-tindakan melawan hukum. “Saya rasa polisi harus memproses hukum atas kejadian ini. Ini merupakan tindak pidana,” tandasnya. Hal ini untuk mengantisipasi kejadian yang terus berulang tersebut. Saatnya pihak yang berwenang dalam hal ini Pertamina dan pihak kepolisian harus bertindak tegas agar menimbulkan efek jera dan tidak terulang kembali. Selain itu Pertamina juga harus melakukan pengawasan ketat dan melakukan tera secara berkala.
Peran serta masyarakat juga penting karena ketika SPBU ketahuan curang dan itu terpublikasi, akan merugikan SPBU sendiri. Makanya konsumen harus lebih teliti dan hati-hati ketika membeli BBM. “Saat membeli BBM, konsumen harus perhatikan apakah sudah mulai dari nol dan berakhir sesuai dengan jumlah yang kita beli,” ucapnya.
Udi juga berharap dengan kejadian video viral tersebut, konsumen lebih awas terhadap perilaku yang merugikan konsumen yang dilakukan oleh oknum pelaku usaha dan meminta pihak terkait lebih tegas agar tidak ada kejadian lagi. “Bila perlu banyak saja kecurangan yang dilakukan agar setiap orang tahu. Dengan begitu pelaku, akan berpikir dua kali kalau mau berbuat curang lagi,” tukasnya.
Sementara sejumlah konsumen yang ditemui tengah mengisi BBM mengungkapkan memang kerap mengalami kecurangan oleh oknum SPBU. “Tetapi saya males ribut, apalagi kalau melihat antrean panjang. Kasihan yang mengantre di belakang, makanya saya diam saja dan pergi. Tetapi besok-besok saya malas beli di SPBU itu lagi dan memilih membeli di SPBU yang menulis langsung nominal pembelian,” tutur Ratna, ditemui di sebuah SPBU di Denpasar.
Ia mengaku memang oknum yang bertindak curang perlu diberikan sanksi agar tidak keterusan berbuat curang dan merugikan banyak orang. *pur