Mangupura (bisnisbali.com) –Serangkaian Karya Agung Tawur Balik Sumpah, Pedudusan Agung Menawa Ratna, Melaspas Ngenteg Linggih Lan Mupuk Pedagingan di Pura Dadia Agung Pasek Tohjiwa, Br Jakat Tebel, Desa Tanguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan yang puncaknya jatuh pada Anggara Kliwon Julungwangi, 4 Februari yang akan datang, Kamis (30/1) dilaksanakan Upacara Melasti dan Pemendak Agung Nyambleh Kucit Butuan. Acara ini dihadiri Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta didampingi Kabag Kesra Setda Badung I Nyoman Sujendra yang disambut dan diterima oleh Staf Ahli Bupati I Ketut Suberata Suyasa mewakili Wakil Bupati Tabanan dan anggota DPRD Tabanan I Made Muskadana serta para tokoh Pasemetonan Arya Tohjiwa setempat.
Ketua Panitia I Nyoman Ardika mengatakan pesemetonan warga Pasek Tohjiwa Desa Tanguntiti ini di-sungsung 600 KK sejebag Bali yang ada di lima kabupaten yaitu Buleleng, Tabanan, Negara, Badung dan Denpasar.
Lebih lanjut I Nyoman Ardika yang akrab disapa Sengap (anggota Grup Celekontong Mas) ini mengatakan, selaku panitia mewakili pasemetonan mengucapkan terima kasih kepada Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta sudah memberikan dana hibah kepada warga pasemetonan untuk dana aci sehingga upacara ini dapat terselenggaranya. “Atas nama pasemetonan, kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung dan juga atas bantuan dana hibah sehingga kami bisa melaksanakan karya ini,” katanya seraya menambahkan, sumber dana untuk pelaksanaan karya ini bersumber dari dana hibah Bupati Badung sebesar Rp 750 juta, dana punia dari pesemetonan dan penggalian dana dengan jalan menyelenggarakan bazaar.
“Perlu diketahui bahwa kami menyelenggarakan yadnya ini sudah lewat 3 tahun. Sebenarnya upacara ini dilaksanakan paling lambat 35 tahun sedangkan saat ini sudah 38 tahun,” imbuhnya.
Sementara itu Bupati Giri Prasta pada kesempatan memberikan apresiasi atas terselenggaranya yadnya yang dilaksanakan pengemong Pura Dadia Agung Pasek Tohjiwa. Hal ini sejalan dengan komitmen dalam gerakan membangun sistem gotong royong (gerbangsigot) menuju gerakan membangun sistem kemasyarakat (gerbangmas). Bupati Giri Prasta juga sangat mendukung terkait dengan adanya keinginan semeton Warga Pasek Tohjiwa untuk membentuk koperasi, namun diingatkan untuk memperhatikan tiga pilar koperasi di antaranya SDM, manajemen dan spiritual. Ketiga hal ini harus kokoh dalam menjaga kelangsungan koperasi.
Bupati Giri Prasta sangat menyadari bahwa kebanyakan waktu masyarakat habis untuk melaksanakan adat dan yadnya. Untuk itu pemerintah selalu hadir di tengah-tengah masyarakat meringankan beban masyarakat, baik itu membantu perbaikan pura maupun dana upakara sehingga masyarakat tidak lagi mengeluarkan dana (meturun). “Ini sebagai komitmen kami dalam melestarikan seni, adat, agama, tradisi, dan budaya,” ujar Bupati seraya mengingatkan semeton Pasek Tohjiwa untuk bersatu padu, membangun Bali ini. Karena untuk mencapai keberhasilan, masyarakat diharapkan untuk bersatu agar segilik, seguluk, seluwung-luwung, sebayantaka nyujur gemah, ripah, loh jinawi. *adv