Mangupura (bisnisbali.com) –Berkembangnya dunia pariwisata Bali tak hanya memberi peluang bagi pertumbuhan akomodasi pendukungnya. Namun di balik itu, tenaga kerja yang berada di dalamnya juga mendapat peluang yang sama, salah satunya bartender.
Bartender termasuk profesi yang mengandalkan keahlian khusus. Bertumbuhnya hotel, bar, dan outlet-outlet minuman di Bali membuat kebutuhan tenaga kerja bartender juga meningkat. “Bartender ini cukup besar peluang kerjanya. Apalagi, di Bali hampir tiap minggu ada outlet baru tumbuh, seperti di daerah Canggu, Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Ubud dan lainnya, sehingga SDM ini pasti sangat dibutuhkan. Turis datang ke Bali untuk bersenang-senang, sambil minum,” kata Robhet Rebecca selaku Head Organizer Sustainable Challenge Mixologist Competition 2020 di SVA Bali, Jalan Pantai Berawa, Jumat (31/1).
Robhet menambahkan kompetisi menjadi hal penting bagi seorang bartender. Setidaknya, dengan mengikuti kompetisi dan bahkan hingga mampu meraih juara, maka bartender tersebut dinilai memiliki kualifikasi lebih dan akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. “Mengikuti kompetisi dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi seorang bartender. Jika menjadi juara, peluang kerjanya lebih besar,” imbuhnya.
Kompetisi ini mengangkat tema sustainable dengan maksud memperkenalkan sejak dini tentang pembuatan minuman. Menurutnya, seorang bartender (mixologist) tidak hanya tahu membeli bahan, kemudian mengolah dan mencampur menjadi minuman, tetapi harus peduli pula terhadap kelestarian lingkungan. Ia mencontohkan, dalam dunia bartender kerap menggunakan bahan lemon atau jeruk.
Umumnya, buah ini diperas untuk diambil air sarinya, lalu ampasnya dibuang. “Di event ini mereka harus menggunakan bahan atau buah tersebut dan seminimal mungkin bahan tersebut terbuang. Maka, air perasannya bisa dijadikan fresh juice, ampas bulirnya jadi syrup, kulitnya bisa dipeeling dulu kemudian direbus dengan komposisi campuran yang pas bisa jadi syrup, ampas kulitnya setelah dikeringkan bisa jadi permen. Jadi sangat sedikit bahan yang dibuang sehingga pembusukan di alam lebih cepat,” jelas Robhet.
Pelaksanaan kompetisi ini juga sekaligus mendukung Pergub Bali dengan tidak menggunakan bahan plastik. Alhasil, peserta menggunakan batang padi bagian luar, lemon grass, dan alang-alang sebagai pengganti pipet (sedotan).
Sustainable Challenge Mixologist Competition 2020 diikuti sebanyak 37 peserta yang keseluruhan berasal dari Bali. Penilaian dilakukan oleh tiga juri (judges) yang berkompeten di bidang mixologist, yaitu Wira Soesana, Yudhistira dan Agung Merta. “Kita utamakan semi pro category, artinya peserta belum pernah menjuarai 5 kali kompetisi. Peserta adalah perwakilan outlet di Bali seperti bar serta hotel bintang 4 dan 5. Kami belum mengikutsertakan peserta dari luar Bali, karena peserta di Bali saja sangat antusias hingga melampaui target,” sebutnya.
Diharapkan dengan adanya kompetisi seperti ini akan makin mempererat hubungan antar bartender di Bali serta saling memberi support satu sama lain. *dar