Setelah Dapat Bantuan Bedah Rumah, KK Kurang Mampu di Denpasar tak Punya Biaya Upacara

Salah seorang keluarga kurang mampu di Denpasar, Luh Taman belum lama ini mendapat bantuan bedah rumah dari Pemkot Denpasar melalui kerja sama CSR.

3994
BANTUAN - Luh Taman saat dikunjungi Pemkot Denpasar dalam rangka penyerahan bantuan bedah rumah.

Denpasar (bisnisbali.com) –Salah seorang keluarga kurang mampu di Denpasar, Luh Taman belum lama ini mendapat bantuan bedah rumah dari Pemkot Denpasar melalui kerja sama CSR. Namun, setelah rumah bantuan rampung, Luh Taman kembali tidak mampu melaksanakan upacara pemlaspasan yang diakibatkan himpitan ekonomi.

Luh Taman adalah seorang ibu dari 3 orang anak. Di tengah kemiskinan, Luh Taman juga dihadapi dengan cobaan gangguan jiwa yang diderita sang suami, sehingga mau tidak mau dirinya harus berjuang sendiri untuk menghidupi buah hatinya.

Dengan keadaan keluarganya ini, dirinya pun tak mampu menyekolahkan anak-anaknya hingga dua anaknya yang seharusnya duduk di bangku sekolah kini harus putus sekolah. Luh Taman hanya bekerja sebagai buruh panggilan, semisal menyetrika, mencuci baju, ngepel, membantu tetangga membuat jejahitan menjelang hari raya, ataupun membantu pemilik warung memasak ikan. “Paling sehari dapat Rp 30 ribu, kadang Rp 25 ribu, tak menentu,” ungkapnya.

Tetua di keluarganya, Made Mustika menambahkan, suami dari Luh Taman ini sudah mengalami gangguan jiwa sejak lama dan sering kambuh. Bahkan dua kali telah dibawa ke RSJ Bangli untuk mendapatkan perawatan.

Kini setelah mendapat bantuan bedah rumah ini, Mustika mengatakan Luh Taman juga belum mampu untuk melakukan upacara pemelaspasan terhadap rumah bantuan ini. “Sekarang, untuk melanjutkan upakara saja belum bisa ini, kepercayaan di Hindu kan harus buatkan banten pemelaspas. Nanti kami akan jalin hubungan dengan keluarga lain, biar bisa buatkan upakara ya walaupun kecil yang penting ketulusan,” katanya.

 Terkait hal tersebut, Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra yang datang bersama rombongan, Rabu (29/1) meminta kepada bawahannya agar anak-anak tersebut tak putus sekolah. “Ya jangan sampai mereka putus sekolah. Anak-anaknya juga harus dikonseling, kasihan mereka pasti memiliki beban psikologis melihat orangtuanya seperti ini,” katanya.

Sementara untuk suami Luh Taman yang mengalami ODGJ, Rai Mantra menyarankan teman dekatnya untuk mengajak ke Rumah Berdaya Denpasar. *wid