REI Bali Harapkan Tambahan Kuota FLPP

Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (REI) Bali berharap ada tambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 2020 ini.

313

Denpasar (bisnisbali.com) –Dewan Pengurus Daerah Real Estat Indonesia (REI) Bali berharap ada tambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 2020 ini. Pada Agustus 2019, kuota FLPP sudah habis sehingga program penyediaan perumahan bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menjadi belum maksimal.

“REI berharap 3.500-4.000 unit kuota yang disediakan karena pada 2020 proyek sudah ada yang berjalan. Di lain sisi juga harus mengganti tersedatnya kuota kredit pemilikan rumah bersubsidi pada 2019 lalu,” kata Ketua DPD REI Bali Pande Agus Permana Widura di Renon.
Ia mengatakan belum mendapat data valid berapa kuota FLPP di Bali. Namun kini ada peraturan baru pemerintah yaitu pengembang harus tercatat di aplikasi Sistem Informasi Kumpulan Pengembang (SiKumbang) agar bisa berjualan rumah bersubsidi. Demikian juga calon konsumen, juga harus tercatat di aplikasi Sistem Informasi KPR Subsidi Perumahan (SiKasep) agar bisa melakukan akad kredit.
“Sistem ini baru dari pemerintah sehingga belum bisa efektif dilakukan oleh pengembang di Bali terkait rumah subsidi,” ungkapnya.

Ia menyampaikan masalah kuota sebenarnya terjadi di seluruh Indonesia di mana Agustus 2019 kuota sempat habis sehingga jadi fenomena yaitu developer sudah menyiapkan rumah, ada pembeli namun belum bisa akad kredit karena kuota tidak ada atau tidak bisa ditransaksikan.
“Memang pada 2019 sudah terealiasi untuk Bali sendiri mendapatkan 200 unit rumah sedangkan kebutuhan REI 1.500 unit. Jadi masih terkendala sehingga belum bisa tersalurkan ke seluruh pengembang,” ucapnya.
Untuk rumah bersubsidi pada 2019, diakui sudah tersalurkan di Buleleng terbesar, selanjutnya Karangsem, Negara dan Tabanan. Total dari 4 kabupaten ada 2.000 rumah sudah tersalurkan. Pande tidak memungkiri animo masyarakat memiliki rumah bersubsidi pada 2019 sangat bagus seiring bantuan dari pemerintah yang cukup baik. Namun ketika animo masyarakat meningkat, kata dia pemerintah seharusnya bisa memprediksi terjadinya peningkatan dalam penyeduian kuota. Ini pula melatari karena keputusan yang kemungkinan lama diambil membuat sempat stagnan sehingga pengembang tidak bisa mencapai target. Target REI Bali 2019 penyaluran rumah bersubsidi mencapai 3.500 unit.

“Karena stagnan pengembang tidak berani investasi terlalu banyak dalam pembangunan rumah subsidi itu sendiri,” paparnya.
Untuk itu ia berharap pada 2020 ini kordinasi Menkeu dan PUPR serta bank penyalur bisa bersatu sehingga bisa memprediksi berapa jumlah anggaran yang disediakan untuk kuota FLPP. Jangan sampai kuota rumah subsidi habis lagi sementara animo masyarakat memiliki rumah subsidi meningkat pada 2020. *dik