Tabanan (bisnisbali.com) –Sejumlah peternak babi di Kabupaten Tabanan mendesak pemerintah, khususnya dinas terkait, lebih serius menangani kasus kematian babi secara mendadak. Keseriusan tersebut tak hanya sebatas pada sosialisasi pencegahan, namun juga harus serius dalam menangani babi-babi yang mati secara mendadak ini.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi (Gubi) Tabanan, Drh. Agus Artana, di Tabanan, Selasa (28/1) lalu mengungkapkan, dinas terkait harus lebih maksimal menyikapi kasus kematian babi secara mendadak ini. Kondisi ini sudah meresahkan peternak, karena kasus tersebut sudah menyebar di berbagai sentra produksi.
Jelas Agus, bercermin dari itu, dinas terkait harus lebih serius menangani hal itu. Salah satunya, ada penanganan khusus terhadap di daerah yang sudah terjadi kasus kematian babi secara mendadak. Dengan begitu, babi sakit yang ada di daerah munculnya kasus kematian tidak bisa diperdagangkan keluar kawasan tersebut. Katanya, dengan membatasi perdagangan babi, khususnya di daerah yang terjangkit virus ini akan mencegah meluasnya kasus serupa di daerah lainnya.
Harapan lainnya, agar dinas terkait juga memikirkan cara untuk penanganan babi yang mati secara mendadak ini. Menurutnya, babi mati dan kemudian dikubur, bahkan ada juga sejumlah peternak yang membuang babinya begitu saja akan berpotensi berdampak buruk bagi penanganan kasus babi secara mendadak ini. Sebab itu mestinya, dinas terkait bisa menyediakan tempat untuk penanganan atau penguburan babi. Itu diharapkan bisa memutus perkembangan virus yang sampai saat ini belum jelas apakah disebabkan oleh ASF atau tidak.
Terpenting lagi, dinas terkait juga harus melakukan penyuluhan ke masyarakat. Banyak masyarakat awam yang merupakan peternak kerakyatan menganggap kasus kematian babi secara mendadak ini suatu hal yang sepele. Katanya, penyuluhan tersebut bisa dilakukan melalui banjar atau desa.
Peternak babi lainnya, I Gst. Putu Winiantara berharap, dinas terkait bisa lebih sigap dalam penanganan kasus babi mati secara mendadak ini, termasuk juga untuk terbuka dan cepat mengumumkan hasil tes lab yang sudah dilakukan. Menurutnya, apabila hasilnya nanti memang positif ASF, maka itu harus dipublikasikan dan melakukan prosedur sesuai dengan penanganan.
“Jangan sampai hasil tes yang sebenarnya positif, disembunyikan. Jika itu terjadi, kematian babi secara mendadak ini tidak akan ada habis-habisnya,” kilahnya. *man