Mangupura (bisnisbali.com) –Pelaku industri perhotelan di wilayah Kabupaten Badung, Bali, menyepakati untuk tidak mengenakan biaya pembatalan atau cancellation fee kepada para wisatawan asal Tiongkok terkait dengan penyebaran virus corona. “Kalau ada tamu dari Mainland Tiongkok yang membatalkan perjalanannya ke Bali terkait dengan virus corona, teman-teman yang tergabung dalam sejumlah organisasi seperti Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Bali Hotels Association (BHA) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sepakat untuk tidak mengenakan biaya pembatalan,” kata Wakil Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung, I Made Ramia Adnyana, dilansir dari antaranews di Mangupura, Senin.
Hal tersebut dilakukan sebagai kebijakan apabila wisatawan asal China tidak dapat berangkat ke Bali karena terjadi penutupan bandara di China. Ia mengatakan, apabila wisatawan asal China tersebut ada yang telah membayar uang muka, maka uang yang telah dibayarkan dapat disimpan sebagai deposit yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
“Siapa tahu saat ada perubahan kondisi terkait virus ini, mereka jadi datang lagi ke Bali. Jadi untuk tamu yang memang mau datang dan sudah membayar uang muka itu kami keep dulu. Dan itu kami sudah komitmen dengan teman-teman pariwisata pelaku industri perhotelan,” katanya.
Made Ramia mengatakan kesepakatan tersebut sebelumnya juga pernah dilakukan sebagai upaya mitigasi saat terjadi bencana erupsi Gunung Agung beberapa waktu yang lalu.
Hingga saat ini, berdasarkan pantauan, telah terjadi sejumlah pembatalan kunjungan wisatawan dan grup wisatawan asal China di sejumlah hotel di wilayah Badung. “Sementara memang sudah ada sejumlah wisatawan asal China yang batal berkunjung ke Bali. Seperti saat bandara di Kota Wuhan ditutup itu secara otomatis ada beberapa grup yang cancel dan sebagainya. Untuk jumlah pastinya kami masih akan terus hitung dan rekap dari teman-teman industri perhotelan,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, pihaknya juga berharap kepada pelaku industri pariwisata perhotelan jika ada calon wisatawan yang melakukan pembatalan kunjungan, agar tidak mengenakan cancellation fee atau biaya pembatalan karena hal tersebut bersifat kejadian luar biasa atau force majeure.
“Tamu yang sudah booking dan membayar uang muka jangan dihanguskan dan dapat digunakan di waktu yg akan datang. Ini sedang kami pikirkan yang pas. Dalam masalah seperti virus dan bencana hal ini sering kami hadapi. Kami berusaha selalu memberikan kebijakan yang tidak merugikan wisatawan ataupun industri,” ujarnya. *rah