Gianyar (bisnisbali.com)-Peternak babi di Denpasar, Badung dan Tabanan sudah dihadapkan dengan ancaman virus African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Made Raka didampingi Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian Gianyar, Made Santiarka, Selasa (28/1) mengatakan peternak babi di Gianyar diminta mewaspadai indikasi merebaknya virus ASF di kawasan Gianyar.
Diungkapkannya, di Dusun Abasan Singapadu sudah terdata 70 ekor babi yang mati dalam beberapa pekan terakhir. Babi ini mati karena berbagai penyebab karena ditimpa induk, hernia, mencret darah dan gejala lainnya.
Ia menjelaskan sebelumnya ternak babi di Gianyar ada yang terserang penyakit HOC Colera. Gejala penyakit yang menyerang babi di Gianyar sangat mirip dengan gejala virus ASF yang kini diindikasikan menyerang ternak babi di Denpasar, Badung dan Tabanan. Hanya saja, hasil babi terserang HOC Colera atau ASF mesti melalui cek lab di Balai Veteriner Denpasar.
Made Raka memaparkan, di antara babi yang mati di Dusun Abasan antara menunjukkan gejala terserang HOC Colera atau ASF. Babi ini menunjukkan gejala nafsu makan berkurang, babi alami kelumpuhan, dan terlihat bintik merah pada kulit babi. “Seluruh peternak babi di Gianyar wajib mewaspadai kemungkinan mewabahnya penyakit HOC Colera dan ASF ini ,” ucapnya.
Made Santiarka mengatakan guna mewaspadai virus ASF dan HOC Colera peternak babi wajib melakukan bio security. Ini dengan membersihkan kandang dan melakukan penyemprotan disinpektan di kandang babi secara rutin.
Santiarka menyampaikan peternak babi mesti mengisolasi kandang babi. Selain peternak selaku pemilik masyarakat lain tidak boleh memasuki kandang karena berpotensi menjadi perantara pembawa virus ke ternak babi. Sebelum memasuki kandang, peternak diimbau membersihkan diri (mandi secara bersih) setelah beraktivitas di kandang, peternak diimbau juga kembali membersihkan diri. “Dengan mensterilkan kandang, ternak babi diharapkan terkontaminasi virus ASF atau virus HOC Colera,” ucap Santiarka. *kup