Bangli (bisnisbali.com) –Maraknya penyebaran virus Arican Swine Fiver (ASF) yang menyerang ternak babi belakangan ini mulai mengkhawatirkan masyarakat khususnya para peternak babi. Menyadari kemungkinan penyebaran yang bisa terjadi, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, Ni Nyoman Sri Rahayu, mulai mempersiapkan berbagai upaya pencegahan.
“Kita dari dinas terus memantau ternak babi di masyarakat agar tidak sampai terjangkit virus ASF, upaya otentik yang kita lakukan adalah dengan intens melakukan sosialisasi tentang tindakan yang harus dilakukan oleh peternak apabila ada indikasi ternaknya terpapar virus,” terangnya.
Peningkatan biosecurity di tingkat peternak sangat penting untuk dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran virus. Apalagi Bangli dikenal sebagai sentral peternak babi, saat ini penyakit ASF, memiliki masa inkubasi 3 jam hingga 1 hari dimana pada infeksi pada titer tertinggi perioda masa inkubasi jadi lebih pendek. “ASF, memiliki gejala klinis antara lain kematian tiba-tiba tanpa sebab, demam dengan suhu tinggi, nafsu makan turun, lesu, sianosis, inkoordinasi gerakan, hemoragi pada kulit, muntah, diare berdarah, serta abortus yang disebabkan karena demam yang tinggi, inilah yang terus kita sosialisasikan dengan melibatkan para penyuluh lapangan yang sekaligus mengecek kesehatan babi di desa binaannya,” terangnya.
Salah seorang peternak babi asal Bangli, Ketut Mupu mengatakan munculnya virus yang menyerang babi ini tentu menjadi ancaman bagi dirinya serta peternak babi lainnya, namun sejauh ini pihaknya mengatakan telah melakukan berbagai tindakan antisipasi seperti membatasi orang yang masuk ke peternakan miliknya serta rutin menyemprotkan cairan disinfektan ke kandang babi. Hingga saat ini pihaknya mengaku mendatangkan pakan ternak dari pabrik yang kualitas dan keamanannya terjamin. Selain itu sanitasi juga dikelola dengan baik sehingga kesehatan babi terjaga.
“Kami berupaya menjaga kondisi ternak kami, mulai dari lingkungan kandang, kandang hingga ternaknya sendiri. Makanannya pun kami jaga agar tidak sembarangan mengkonsumsi limbah pakan yang nantinya ditakutkan akan berdampak pada kesehatan ternak,” ungkap Ketut Mupu. Pihaknya berharap virus mematikan yang menyerang babi ini tidak sampai terjadi di Bangli serta merugikan para peternak setempat.*ita