Denpasar (bisnisbali.com) –Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali menilai tidak bisa memastikan kasus virus corona yang terjadi saat ini akan berimbas pada perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali terpenagruh atau tidak harus melihat satu dua bulan ke depan tidak bisa instan, satu atau dua minggu ini.
“BI harus menghitung, mengevaluasi dan menganalisis dampak virus corona terhadap pertumbuhan ekonomi Bali,” kata Kepala KPw BI Bali, Trisno Nugroho di Renon, Selasa (28/1) kemarin.
Menurutnya bila melihat ke belakang jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali berada di urutan nomor dua kurang lebih 1,2 jutaan wisman. Dengan adanya penerbangan dari/ke Denpasar-Wuhan telah dibatalkan tidak dipungkiri ada dugaan menyebabkan penurunan wisatawan Tiongkok ke Pulau Bali. Dengan kondisi ini, kata Trisno tentunya Pemrov Bali maupun BI akan mendukung pengembangan pasar-pasar lain untuk akeselerasi menutup penurunan jumlah kunjungan ini.
“Di bawah pasar Tiongkok ada India, Eropa, Amerika. Pasar ini perlu digenjot sales mission selain pasar tradisonal Australia tetap dipromosikan,” jelasnya.
Dengan menggenjot pasar selain Tiongkok optimis bisa menutupi penurunan kunjungan dari Tiongkok. Bank sentral pun melihat tidak hanya Indonesia saja yang akan emlakukan ini, negara lainya juga melakukan hal sama dari kejadian kasus corona. Untuk itu BI mendukung upaya pemerintah melakuakn mitigasi seluruh rumah sakit maupun bndara untuk siap.
“Terpenting berusaha mengantisipasi dan memperbaiki sistem sehingga bisa meminimalisir kejadin ini di Indonesia,” ucapnya.
Lebih lanjut Trisno optimistis proyeski pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2020 bisa menyentuk 6,5-7 persen, mengingat pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV di kisaran 6,5-6,8 persen.
“Masih sisa 11 bulan karena kita tidak boleh tidur. Untuk pariwisata bisa genjot pasar yang lain,” paparnya.*dik